Nasional KESEHATAN

Ini Cara Deteksi Dini dan Pencegahan Kaki Diabetik

Sel, 27 September 2016 | 22:23 WIB

Sidoarjo, NU Online
Faktor resiko utama terjadinya kaki diabet adalah adanya gangguan saraf dan gangguan aliran darah pada penderita diabetes mellitus. Di mana hal tersebut biasanya dialami oleh penderita diabetes mellitus yang sudah lama, serta diperberat oleh pengendalian gula darah yang tidak baik. Pernyataan tersebut disampaikan dokter Rumah Sakit Islam (RSI) Siti Hajar Sidoarjo, dr. Atik Yuniani kepada NU Online, Selasa (27/9).
 
Dijelaskan Atik, ada beberapa keadaan yang mempermudah terjadinya kaki diabet, yaitu kelainan bentuk kaki, kelainan tulang kaki, peningkatan tekanan atau beban pada kaki, kelainan pertumbuhan kuku, pemakaian sepatu yang tidak sesuai, riwayat luka pada kaki serta kurangnya perhatian penderita terhadap perawatan kaki.
 
"Bagi penyandang diabetes mellitus, masalah kaki diabetik merupakan salah satu komplikasi penyakit yang paling ditakuti, karena dapat menyebabkan pembusukan dan amputasi kaki, belum lagi mengingat dampak ekonomis yang sangat besar, baik terhadap pasien, keluarga, maupun pemerintah," jelas Atik.
 
Pasien dengan kaki diabetik membutuhkan perawatan yang lama, biaya yang tidak sedikit serta risiko amputasi yang cukup besar. Kaki diabetes biasanya diawali adanya luka. Pengenalan terhadap faktor-faktor risiko dan pengenalan kelainan dini pada kaki diabetik akan sangat bermanfaat terhadap usaha pencegahan atau menurunkan kejadian kaki diabetik.
 
Gangguan saraf yang sering dikeluhkan penderita diabetes mellitus yakni rasa nyeri pada kaki seperti rasa terbakar, rasa tebal pada kaki, perasaan panas atau dingin, penurunan ambang rasa sakit-mati rasa terhadap suhu, rasa getar, produksi keringat yang menurun, kulit yang kering dan pecah-pecah dan kaki terasa lebih hangat.
 
Lebih lanjut Atik menjelaskan, gangguan aliran darah pada penderita diabetes di karenakan adanya pengerasan pada dinding pembuluh darah, penyempitan lubang pembuluh darah maupun adanya sumbatan pembuluh darah. Selain tingginya kadar gula darah, faktor tekanan darah, kadar kolesterol serta merokok merupakan faktor resiko untuk timbulnya sumbatan pada pembuluh darah. Sehinggga pengendalian yang optimal terhadap kadar gula darah, kolesterol, tekanan darah serta berhenti merokok merupakan hal penting yang harus dilakukan oleh penderita diabetes mellitus.
 
"Gangguan aliran darah pada penderita diabetes mellitus ditandai nyeri saat istirahat, terutama malam hari, ujung-ujung jari yang menghitam, luka yang tidak sembuh-sembuh, luka pada kaki atau jari-jari, kaki yang pucat saat diangkat ke atas, kulit kering dan bersisik, otot kaki yang mengecil, bulu-bulu rambut yang menipis," ungkapnya.
 
Upaya pencegahan kaki diabetik menjadi sangat penting. Beberapa upaya yang bisa dilakukan di antaranya memeriksaan kaki secara berkala, mengenali faktor resiko terjadinya kaki diabetic, edukasi pada pasien, keluarga dan petugas kesehatan, gunakan alas kaki yang sesuai, atasi kelainan kaki yang ada sebelum timbul luka serta penanganan luka segera.
 
"Materi edukasi yang harus disampaikan kepada penyandang diabetes mellitus dan keluarga yakni melakukan pemeriksaan kaki setiap hari, jika pasien tidak dapat melakukannya harus ada seseorang yang melakukannya, cuci kaki setiap hari secara teratur dan langsung dikeringkan sampai sela-sela jari, selalu gunakan alas kaki saat berjalan baik saat di dalam maupun di luar rumah," katanya.
 
Tak hanya itu saja, sambung dokter yang bertugas di Rumah Sakit NU ini, gunakan kaos kaki yang menyerap keringat jika memakai sepatu, jika menggunakan air hangat untuk mandi atau mencuci kaki, temperatur air tidak boleh lebih dari 37 derajat Celcius, gunakan thermometer untuk mengukur temperatur air, jangan gunakan bahan-bahan kimia untuk menghilangkan kalus (penebalan pada telapak kaki), periksa bagian dalam sepatu setiap akan dipakai, jika ada gangguan pada penglihatan, sebaiknya jangan memotong kuku sendiri.
 
Selain itu, gunakan pelembab atau krim untuk kulit kaki yang kering kecuali pada sela jari kaki, hindari penggunaan krim yang mengandung alkohol, ganti kaos kaki setiap hari, gunakan kaos kaki dengan lipatan menghadap keluar atau pilih kaos kaki yang tanpa lipatan.
 
"Penggunaan alas kaki yang tidak sesuai dengan bentuk kaki, merupakan salah satu faktor penting timbulnya luka diabetik. Penyandang diabetes mellitus yang belum mengalami gangguan saraf, gangguan aliran darah maupun yang belum mengalami kelainan biomekanik pada kaki. Sepatu tidak boleh terlalu sempit atau terlalu longgar. Pilih sepatu yang lebih panjang sekitar 1-2 centimeter dari panjang telapak kaki. Lebar sepatuh arus sama dengan lebar kaki," ujarnya.
 
Mencoba sepatu baru sebaiknya pada posisi berdiri dan dilakukan pada sore hari. Cobalah sepatu pada kedua  kaki. Jangan memilih bentuk sepatu yang runcing pada bagian depan. Untuk wanita hindari pemakaian sepatu dengan hak tinggi. Jika sudah terdapat tanda- tanda kelainan pada kaki, seperti terdapatnya penonjolan tulang sebaiknya pasien disarankan untuk konsultasi pada seorang ahli pembuat sepatu pada unit rehabilitasi medik Rumah Sakit terdekat. (Moh Kholidun/Fathoni)