Nasional LSN 2017

Ini Pesan Terakhir Kiai Harsono untuk Liga Santri dan Keluarga

Rab, 25 Oktober 2017 | 06:06 WIB

Ini Pesan Terakhir Kiai Harsono untuk Liga Santri dan Keluarga

Kiai Harsono (berkopiah) sesaat sebelum tim asuhannya bertanding

Bandung, NU Online
Liga Santri Nusantara LSN) berduka atas meniggalnya pengasuh KH Harsono T. Misaalah, pengasuh Pesantren Khaerat Bintauna, Sulawesi Utara. Ia meninggal saat mendampingi timnya bertanding di stadion Brigif, Cimahi, Selasa (24/10).   

Pada malam hari sebelum meninggal, menurut penjelasan panitia LSN, Irham Ali, almarhum sempat mengobrol dengan panitia dan sempat pula mengontak keluarga. Ia seolah-olah memiliki firasat bahwa waktunya meninggal sudah dekat.

Menurut Irham, almarhum berpesan kepada Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama yang menjadi panitia penyelenggara Liga Santri bekerja sama dengan Kemenpora, agar liga sepak bola antarpesantren itu tetap terus dilanjutkan untuk tahun-tahun berikutnya.

“Beliau merasa sangat bangga mendampingi santrinya di event nasional di Bandung. Setelah timnya menang di tingkat regional, mereka punya mimpi besar di tingkat nasional,” kata Irham.

Lig Santri menurut almarhum, merajut dua hal, yang tadinya anak tidak tertarik ke pesantren di daerahnya menjadi tertarik. Kedua, Liga Santri merajut komunikasi antarpesantren baik di daerahnya, antarprovinsi, dan nasional.

“Seumur-umur beliau pernah mendapatkannya, pertemuan untuk ukuran santri hingga tingkat nasional. Kalau kiai sudah sering. Liga santri event yang bisa dimanfaatkan,” lanut Irham.

Kiai Harsono juga sempat menelepon keluarganya. Berdasarkan info panitia yang didapat dari keluarga, almarhum mengatakan kepada ke istrinya agar mengikhaskan dirinya jika meninggal tidak di pesantren.

Almarhum, semasa hidup adalah Mustasyar PCNU Bolaang Mangondouw Utara, Sulawesi Utara. Ia adalah mantan Ketua MUI kabupaten itu, dan menjabat Ketua BAZNAS hingga ia meninggal.

Kiai Harsono lahir di Bohabak 14 Mei 1958. Jenazahnya dipulangkan sekitar pukul 02.00 dini hari dari bandara Soekarno Hatta. Kemudian diterbangkan ke Gorontalo. Rute penerbangan memilih jalur itu karena lebih dekat ke kediaman almarhum dibanding melalui Manado.

Sebelum diberangkatkan dari Bandung, sore kemarin, para panitia Liga Santri terlebih dahul melakukan shalat jenazah untuk almarhum. (Abdullah Alawi)