Nasional

Ini Strategi Cawapres agar Warga Desa Minat Tinggal di Desa

Ahad, 21 Januari 2024 | 21:50 WIB

Ini Strategi Cawapres agar Warga Desa Minat Tinggal di Desa

Waduk Penjalin, Desa Winduaji, Paguyangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online

Segmen ketiga debat cawapres keempat dalam rangka Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 membahas subtema desa. Pada subtema tersebut, pertanyaan yang terpilih dalam debat cawapres keempat adalah dari huruf A.


“Desa adalah daerah yang cenderung ditinggalkan warganya, dampaknya desa makin kehilangan sumber daya manusia potensialnya. Pertanyaannya, bagaimana kebijakan dan strategi paslon agar warga desa lebih berminat untuk tinggal dan membangun desanya,” tanya moderator pada debat cawapres keempat di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, Ahad (21/1/2024).


Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 1 Abdul Muhaimin Iskandar mengatakan bahwa caranya sebetulnya dimulai dari paradigma, yakni paradigma pembangunan. Menurut kandidat yang akrab disapa Cak Imin ini, pada masa Orde Baru, Indonesia mengalami kegagalan karena membangun dari atas ke bawah. Cak Imin percaya bahwa dengan memulai pembangunan dari bawah, kehidupan kemasyarakatan, sosial, ekonomi, dan budaya akan tumbuh dan dapat terus terjaga serta lestari.


“Oleh karena itu, sejak kita mengawali Undang-Undang Pembangunan Desa yang diikuti dengan penerapan desa yang terus meningkat dari tahun ke tahun, akan terbangun infrastruktur dan transformasi desa, dari desa tertinggal menjadi desa yang maju dan mandiri,” ujarnya.


Cak imin juga mengungkapkan bahwa saat ini sudah ada 13 ribu desa yang sebelumnya tertinggal, tetapi kini telah berkembang menjadi desa yang maju dan mandiri, dengan jumlah yang tersisa hanya 4 ribu desa. Menurutnya, hal ini merupakan bukti bahwa infrastruktur dan pelaksanaan dana desa berjalan dengan baik, sehingga masyarakat desa semakin nyaman.


Ia menyatakan rencananya untuk ke depan, yaitu menyiapkan peningkatan anggaran sebesar 5 miliar per desa. Tujuannya adalah agar tidak hanya infrastrukturnya yang berkualitas, tetapi juga terjadi pertumbuhan ekonomi melalui Bumdes dan berbagai kegiatan wirausaha di bidang pertanian, peternakan, dan ekonomi kreatif di desa, sehingga menarik minat masyarakat untuk tinggal di desa.


“Jadi infrastruktur beres, pembangunan sarana prasarana tumbuh, kegiatan ekonomi memadai, dan desa terjaga menjadi komunitas yang membanggakan. Sehingga masyarakat tidak lagi tertarik menjadi urbanisasi, tetapi cukup kembali ke desa, membangun desa untuk pembangunan bangsa,” paparnya.


Sementara itu, cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka menyampaikan bahwa intinya adalah bagaimana dapat menumbuhkan rasa sense of belonging dari masyarakat desa. Gibran menceritakan pernah mengunjungi Mojokerto, di mana terdapat desa wisata yang menduduki peringkat satu di Indonesia.


Ia menjelaskan bahwa desa wisata tersebut telah memperoleh penghargaan dari Pak Sandiaga Uno baru-baru ini. Menurut Gibran, intinya adalah desa wisata ini dibangun dengan prinsip root finding, sehingga masyarakat desa memiliki saham di dalam desa wisata tersebut.


“Ini salah satu contoh yang baik, cara bagaimana agar masyarakat desa tidak tinggalkan desa atau mencari pekerjaan di kota. Kita bangun sense of belonging, kita pengin program-program yang sudah dijalankan di Mojokerto juga dijalankan di desa-desa yang lain,” ujarnya.


Kemudian cawapres nomor urut 3 Mahfud MD menyebut bahwa calon presidennya, Bapak Ganjar Pranowo, memiliki catatan menarik terkait upaya mengatasi hal yang sebelumnya ditanyakan. Salah satu programnya adalah program seribu embung, juga program desa mandiri dengan fokus pada mandiri energi dan mandiri pangan, serta pembangunan irigasi.


Mahfud MD mengaitkannya dengan Daerah Istimewa Yogyakarta, khususnya di Desa Panggungharjo. Menurutnya, daerah tersebut terkenal maju, dengan koperasi, irigasi, dan UMKM yang dikelola dengan baik oleh desa tersebut.


“Masalahnya sekarang, sebenarnya ada pepatah deso mowo coro negoro mowo toto. Ini di daerah-daerah tidak jalan, negara terlalu intervensi ke desa dalam persoalan administratif,” ungkapnya.


Menanggapi Gibran Rakabuming Raka dan Mahfud MD, Muhaimin Iskandar menyampaikan bahwa apa yang disampaikan oleh Gibran lebih dari sekadar upaya untuk menggerakkan ekonomi daerah agar tumbuh daya tarik.


Menurutnya, yang lebih penting adalah memberikan fasilitas intensif kepada desa agar dapat lebih maju. Oleh karena itu, dia mengungkapkan keinginannya untuk menambah anggaran desa, minimal sebesar 5 miliar, dengan harapan agar desa dapat mencapai tingkat kemajuan yang lebih tinggi. Ia menekankan bahwa hal tersebut merupakan dorongan untuk mempercepat perkembangan ekonomi dan Sumber Daya Manusia (SDM) di tingkat desa.


“Begitu juga yang disampaikan Pak Mahfud tadi bahwa kearifan masyarakat desa ini harus terus dijaga, seluruh tata kelola yang tumbuh dari kultur yang kuat harus dijaga betul-betul. Bahkan menjadi kekuatan daya tarik wisata, bisa menjadi juga ekonomi kreatif yang kita pasarkan ke  berbagai daerah, tiap-tiap desa. Makanya sekarang tumbuh desa wisata dimana-mana, tumbuh ekonomi kreatif yang muncul dari desa,” terangya.