Nasional PORSENI NU

Inilah para Juara MQK dan Hifdzil Alfiyah pada Porseni NU 2023

Jum, 20 Januari 2023 | 06:00 WIB

Inilah para Juara MQK dan Hifdzil Alfiyah pada Porseni NU 2023

Para juara cabang Musabaqah Qira'atil Kutub (MQK) dan Hifdzil Alfiyah kategori putri pada Porseni NU 2023. (Foto: NU Online/Suwitno)

Surakarta, NU Online

Pekan Olahraga dan Seni Nahdlatul Ulama (Porseni NU) 2023 cabang Musabaqah Qira'atil Kutub (MQK) dan Hifdzil Alfiyah telah selesai dilombakan. Pada penutupan yang dilakukan di Pondok Pesantren Al-Muayyad Mangkuyudan, Surakarta, Jawa Tengah, Kamis (19/1/2023) diumumkan peraih juara MQK dan Hifdzil Alfiyah, sekaligus penyerahan medali.

Berikut daftar peraih Juara MQK dan Hifdzil Alfiyah pada Porseni 2023

Juara MQK Putra

Juara 1 dengan total nilai 1141 diraih oleh Ahmad Mihyal Manuto Muhammad delegasi dari Jawa Timur 2
Juara 2 dengan total nilai 1084 diraih oleh Nashih Ulwan delegasi dari Jawa Timur 1
Juara 3 dengan total nilai 1062 diraih oleh Muslimin delegasi dari Sulawesi Barat

Juara MQK Putri

Juara 1 dengan total nilai 289 diraih oleh Robiatul Adawiyah delegasi dari Bali
Juara 2 dengan total nilai 275 diraih oleh Nisa Marcelia delegasi dari Lampung
Juara 3 dengan total nilai 269 diraih oleh Nikmatul Maulida delegasi dari Kalimantan Barat

Juara Hifdzil Alfiyah Putra

Juara 1 dengan total nilai 296 diraih oleh Fadlurrahman delegasi dari Jawa Tengah 2
Juara 2 dengan total nilai 294 diraih oleh Muhammad delegasi dari Jawa Tengah 1
Juara 3 dengan total nilai 289 diraih oleh Ulil Abshar delegasi dari Jawa Timur 2

Juara Hifdzil Alfiyah Putri

Juara 1 dengan total nilai 273 diraih oleh Siti Nunik Hajtul delegasi Jawa Barat 2
Juara 2 dengan total nilai 271 diraih oleh Sinta Nuriyah delegasi dari Jawa Tengah 1
Juara 3 dengan total nilai 256,5 diraih oleh Ananda Robiatul Sholihah delegasi dari Jawa Timur 1.


Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftah Faqih berpesan kepada yang menjadi juara supaya jangan jumawa (sombong). Kemudian yang tidak menjadi juara jangan berkecil hati.


"Yang tidak juara bukan berarti kegagalan, yang tidak menjadi pemenang itu hari ini tertunda. Pada kesempatan yang akan datang pasti akan ada Porseni lagi, sekurang-kurangnya tiga tahun ke depan," ujarnya.


Ia berpesan agar peserta saling menyimpan nomor telepon, menyimpan alamat, sehingga komunikasi akan terus terbangun, dan akan terjadi kolaborasi. Setelah kolaborasi akan muncul suatu produk-produk yang luar biasa "Kolaborasi tidak akan muncul tanpa komunikasi, komunikasi itu berarti silaturahmi," pungkasnya.


Sementara itu Koordinator Dewan Juri MQK dan Hifdzil Alfiyah Kiai Mustain Nasuha menjelaskan bahwa dalam MQK dan Hifdzil Alfiyah telah dilakukan elaborasi-elaborasi. Seperti pada lomba MQK juga ditanyakan tentang masalah-masalah terkini seperti crypto, droxit, operasi-operasi modern.


Kemudian pada lomba Hifdzil Alfiyah peserta ditanya tentang 19 fan di dalam Kitab Manna Al Qattan, bagaimana Qira'ah Sab'ah nya, Qira'ah 'Asyrah Sughra , Qira'ah  'Asyrah Kubra. Hal tersebut dilakukan agar tercetak kader-kader santri yang bisa meneruskan perjuangan Nahdlatul Ulama.


"Jadi insyaalah sebagai juri telah berusaha seamanah mungkin, bahkan kita tidak tahu peserta itu dari mana tidak tahu. Makanya penyebutan dari peserta tidak disertai asal daripada provinsinya. Ini demi tidak adanya kecurangan dalam lomba ini," pungkasnya.


Kontributor: Malik Ibnu Zaman
Editor: Kendi Setiawan