Banjar, NU Online
Intelektual Nahdlatul Ulama Gus Ulil Abshar Abdalla menilai bahwa inklusi dalam kehidupan masyarakat itu penting. Sebab menurutnya, seseorang misalnya, ketika dikucilkan dalam sebuah komunitas, maka hidupnya tidak mengalami kebahagiaan.
“Kita kalau hidup di masyarakat lalu kita dikucilkan, kita tidak dianggap menjadi bagian dari masyarakat itu, itu kita gak enak banget,” kata Gus Ulil pada Halaqah Nasional bertajuk ““Merumuskan Fiqih Kebahagiaan Menuju Indonesia Inklusif” di Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo Kota Banjar, Jawa Barat, Selasa (26/2).
Menurut Gus Ull, semua orang yang hidup dalam suatu komunitas, maka menginginkan diakui. Oleh sebab itu, sambungnya, komunitas yang inklusif merupakan salah satu elemen penting dalam mengukur kebahagiaan.
“Makin kamu diterima oleh teman-teman dan masyarakat kamu, (maka kamu) makin bahagia,” ucapnya.
Mengingat pentingnya masyarakat yang inklusif, katanya melanjutkan, sehingga agama Islam pun, dalam pandangannya, sangat menekankan inklusi sebagaimana yang tertera dalam Al-Qur’an Surat Al-Hujurat ayat 13.
“Saya kira Islam sebagai agama yang kita peluk adalah agama yang sangat menekankan pentingnya inklusi,” ucapnya.
Selain Gus Uli, hadir juga pembicara lain, yakni Pengasuh Pesantren Darut Tauhid Arjawinangun Cirebon KH Husein Muhammad, Ketua Lakpesdam PBNU H Rumadi Ahmad, dan Pengurus Lakpesdam PBNU Ufi Ulfiah. (Husni Sahal/Fathoni)