Nasional

Insitute Hasyim Muzadi: Ajaran Aswaja Sangat Diterima Internasional

Sab, 14 November 2020 | 17:30 WIB

Insitute Hasyim Muzadi: Ajaran Aswaja Sangat Diterima Internasional

Diterimanya ajaran Aswaja Annahdliyah di negara-negara luar selaras dengan keinginan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) 1999-2010 KH Hasyim Muzadi.

Jakarta, NU Online
Institute Hasyim Muzadi (IHM) menyebut ajaran utama Islam Ahlusunah wal jamaah yang dipegang teguh oleh Nahdlatul Ulama sangat diterima dunia internasional. Ajaran-ajaran itu adalah at-tawassuth (sikap tengah-tengah), at-tawazun (seimbang), al-i’tidal (tegak lurus), dan tasamuh (toleransi). 

 

Pernyataan ini diungkapkan Direktur Eksekutif Institute Hasyim Muzadi (IHM) KH Yusron Shidqi saat memberikan kata sambutan di Webinar Nasional Revitalisasi NU Menuju Pengabdian Abad ke Dua Seri ke-12, Sabtu (15/11) malam.

 

Menurut Kiai Yusron, diterimanya ajaran Aswaja Annahdliyah di negara-negara luar tersebut selaras dengan keinginan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) 1999-2010 KH Hasyim Muzadi.

 

Saat mengemban amanah sebagai Ketua Tanfidziyah itu, Kiai Hasyim Muzadi berharap NU tidak hanya dikenal soal tahlil dan maulidnya saja. Tetapi dalam perkara lain seperti sikapnya yang menjunjung tinggi sifat toleran dan moderat diterima di dunia internasional. 

 

"Kata Kiai Hasyim, jangan sampai NU itu dikenal tahlil dan maulidnya. Tentu hal ini bukan dalam rangka mengecilkan peran dari maulid maupun tahlil itu. Tetapi,  masih banyak nilai-nilai luhur yang masih bisa kita tawarkan dari Nahdlatul Ulama yang merupakan produk dalam negeri Indonesia," papar Kiai Yusron melanjutkan kata sambutannya.  

 

Ia menambahkan, sebagai organisasi asli Indonesia NU turut membawa pengaruh yang positif terkait hubungan Indonesia dengan negara-negara luar. Indonesia dikenal ramah, lanjutnya, karena sikap NU yang seimbang, toleran dan moderat. 

 

"Menurut almarhum (KH Hasyim Muzadi) NU laku sekali di luar negeri karena memiliki sikap tawazun, tasamuh, toleran dan i'tidal," ucapnya.

 

Sambutan oleh Direktur Eksekutif IHM ini mengawali digelarnya Webinar seri ke-12. Dalam Webinar yang ditayangkan secara langsung oleh akun YouTube Al-Hikam Depok ini, IHM mengambil  tema Pilpres AS, Pengaruhnya terhadap Dunia Islam dan Indonesia.

 

IHM menghadirkan Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia ke-5 Dino Patti Djalal, Pengamat Hubungan Internasional Binus University, Profesor Tirta N Murstman, dan Imam of Jamaica Muslim Center, Muhammad Syamsi Ali. Sedangkan moderator pada diskusi ini yakni Mahasiswa Dual Master International Affairs, Sciences, Abid A Adonis.  

 

"Webinar ini sebagai jembatan NU baik yang ada di kultural maupun struktural untuk memberikan sumbangsihnya. NU abad kedua tentu ada sesuatu yang kita rumuskan bersama termasuk memikirkan bagaimana Pilpres AS apakah ada pengaruhnya terhadap dunia Islam dan Indonesia," tutup Kiai Yusron.

 

Pewarta: Abdul Rahman Ahdori
Editor: Kendi Setiawan