Nasional

Jeritan Pedagang Kaki Lima terhadap Rencana Kenaikan Harga BBM

Sen, 29 Agustus 2022 | 21:00 WIB

Jeritan Pedagang Kaki Lima terhadap Rencana Kenaikan Harga BBM

Ilustrasi pedagang kaki lima. (Foto: NU Online/Suwitno)

Depok, NU Online

Bergulirnya rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi para pedagang kaki lima di daerah Depok sudah panik. Dampaknya sudah mulai terasa oleh para pedagang ini.


Seorang pedagang ketoprak yang mangkal di Duren Mekar Depok, Widya mengaku sudah mengalami efek dari wacana kenaikan BBM. Harga bahan baku yang untuk berjualan sedikit demi sedikit sudah naik.


"Yang naik BBM, tapi imbasnya kan ke kita juga. Apa-apa jadi mahal, kaya cabai harganya masih mahal, belum minyak, dan lainnya," ujar Widya kepada NU Online, Senin (29/8/2022).


Widya mengungkapkan, kenaikan harga BBM dan kebutuhan membuatnya harus menaikkan harga jual. 


"Terpaksa harga ketoprak saya naikkan karena buat nutup harga pokok yang lagi naik. Dari Rp10.000 per porsi kini naik Rp2.000 jadi Rp12.000 per porsi," ungkapnya.


Kondisi ini semakin menyulitkan dirinya. Padahal, kata dia kehidupannya selama ini sudah sulit.


"Alasannya BBM kan naik, jadi harga ikut naik. Kita pedagang yang udah susah jadi semakin susah, apa-apa mahal," ucapnya.


Rencana kenaikan BBM juga dikeluhkan oleh Rusdi (45), pedagang gorengan di Mangun Jaya, Tambun Selatan Bekasi. 


Dia mengatakan, bahwa kenaikan BBM yang direncanakan pemerintah membuat pedagang menjadi beban.


“Ya, kalau BBM naik kan harga minyak goreng dan kebutuhan naik. Sekarang harga tepung aja naik. Kita nggak mungkin naikan harga gorengannya nanti pembeli nggak mau” katanya. 


Seperti diketahui bahwa Pemerintah berencana akan menaikan BBM dengan dalih memberikan bantuan BSM atau pengganti BLT sebesar Rp600.000.


Presiden Joko Widodo menginstruksikan pemberian bantalan sosial tambahan yang akan diberikan kepada 20,65 juta warga Indonesia.


Bantalan sosial tambahan itu akan diberikan dalam bentuk bantuan langsung tunai (BLT) pengalihan subsidi bahan bakar minyak (BBM).


"Bantalan sosial tambahan ini akan diberikan kepada 20,65 juta kelompok masyarakat atau keluarga penerima manfaat dalam bentuk BLT pengalihan subsidi BBM sebesar Rp 12,4 triliun," ujar Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dikutip Kompas, Senin (29/8/2022).


Sri Mulyani menuturkan, BLT tersebut segera dibayarkan oleh Kementerian Sosial (Kemensos) sebesar Rp 150.000 dikalikan empat kali. Dengan demikian, secara total BLT yang diberikan sebesar Rp 600.000 untuk setiap penerima.


Namun, penyalurannya akan dilakukan dalam dua termin. "Bu Mensos akan membayarkan dua kali, yakni Rp 300.000 pertama dan Rp 300.000 kedua," tutur Sri Mulyani.


"Itu akan dibayarkan lewat berbagai saluran Kantor Pos di seluruh Indonesia," tambah Sri Mulyani.


Kontributor: Suci Amaliyah

Editor: Fathoni Ahmad