Nasional

Jonathan Bongkar Kelakuan Rafael Alun: Coba Permainkan Hukum, Minta Damai, hingga Nyogok

Rab, 3 Mei 2023 | 19:30 WIB

Jonathan Bongkar Kelakuan Rafael Alun: Coba Permainkan Hukum, Minta Damai, hingga Nyogok

Jonathan Latumahina saat mendampingi Mahfud MD yang bermaksud menengok David di rumah sakit beberapa waktu lalu. (Foto: Dok. pribadi)

Jakarta, NU Online

Proses hukum dari kasus penganiayaan Crystalino David Ozora oleh tersangka Mario Dandy Satrio, Shane Lukas, dan pelaku anak AG masih terus bergulir. AG sudah divonis 3,5 tahun penjara di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA), sedangkan dua orang tersangka lainnya belum dijatuhi vonis dan masih menjalani masa penahanan di Rutan Polda Metro Jaya.


Di tengah proses hukum yang terus bergulir itu, ayah David Jonathan Latumahina membongkar kelakuan Rafael Alun Trisambodo, eks pejabat Ditjen Pajak Kemenkeu yang merupakan ayah dari tersangka Mario Dandy. 


Jonathan menyebut Rafael sebagai mafia birokrat di Kemenkeu yang kerap mempermainkan hukum seolah semua harta yang dimiliki bisa menyelamatkan sang anak dari jeratan hukum pidana. Sebab, kata Jonathan, Mario Dandy sudah berkali-kali terkena masalah tetapi tak berlangsung lama, masalah itu langsung beres. 


Kemudian Jonathan menceritakan momen yang tak terlupakan pada 20 Februari 2023 saat David pertama kali masuk RS Medika Permata Hijau dengan luka serius di bagian wajah, telinga, dan kepala. Ketika itu, Jonathan ditempel oleh orang-orang tak dikenal yang mengajak damai atas kasus penganiayaan David.


"Beberapa kali gue diamkan, bukan mereda tapi makin banyak mereka datang. Gue langsung mikir 'ini pelaku pasti orang kuat, orang suruhannya sebanyak ini'. Ada saksi yang liat itu: Pak R (yang antar David), Sahabat Abu Abros dan Banser Jaksel," kata Jonathan melalui cuitan utas di twitter, Kamis (3/5/2023).


Orang-orang tak dikenal yang mendekati Jonathan dan berusaha mengajak damai itu berpostur atau memiliki badan yang tegap. Tak gentar, Jonathan lalu meneriaki mereka. 


"Lu siapa? Lu angkatan? Kasih tahu bosmu, nama gue Jonathan dan gak akan ada damai-damai," kata Jonathan dengan intonasi tinggi, lalu meninggalkan orang-orang itu dan kembali mengurus David.


Kemudian tepat pukul 23.00 WIB, David masuk ICU. Tiba-tiba Jonathan diberi tahu bahwa ada orang yang menunggunya di ruang IGD, penting. Tak lama, Jonathan langsung menghampiri orang tersebut. 


"Ternyata orang tadi + 4 orang yang katanya keluarganya (Mario Dandy) dan ngajak damai. Langsung gue usir orang-orang itu dan gue balik ke ICU," kata Jonathan. 


Asuransi Sempat Bermasalah

Selanjutnya, saat di RS Medika Permata Indah itu tiba-tiba Jonathan dipanggil oleh seorang petugas administrasi. Petugas itu bilang, asuransi yang digunakan David tak bisa digunakan karena melanggar satu klausul. Walhasil asuransi Prudential yang dipakai David sempat bermasalah.


Jonathan pun semakin menaruh kecurigaan. Ia heran, bagaimana mungkin Black Card Prudential yang selama ini dipakai tidak bisa diurus untuk keperluan biaya perawatan David di rumah sakit?


Ia lantas mengecek kronologi yang membuat asuransi itu tak bisa diterima. Ternyata karena ada laporan kronologi yang menyebut bahwa David yang memulai perkelahian. 

 
Jonathan langsung menelusuri asal muasal laporan kronologi tersebut dan sosok yang menulisnya. Sementara pihak rumah sakit bilang telah mendapat kronologi itu dari Polsek Pesanggrahan. 
 

"Yang bantu gue meluruskan ke RS urusan pemalsuan kronologi untuk keperluan asuransi ini (tim kuasa hukum) Norma, Mellisa, dan Ammar. Setelah diurus, barulah klaim penjaminan asuransi bisa berjalan," jelas Jonathan.


Barang Bukti di Polsek Pesanggrahan

Jonathan lalu membahas soal kejanggalan barang bukti yang ada di Polsek Pesanggrahan pada 21 Februari 2023. Ia mengunggah foto barang bukti berupa mobil Rubicon yang dikendarai Mario sesaat sebelum menganiaya David. 


Mobil itu menggunakan pelat nomor palsu B 120 DEN atau dibaca Bro Den, nama hits Mario Dandy yang dipakai di instagram dan tiktok yang videonya viral sedang mengendarai motor secara ugal-ugalan.


"Yang aneh adalah mobil itu tiba-tiba hilang, dan ketika kami tanya ke polisi Polsek Pesanggrahan dijawab: baru buat jemput saksi," kata Jonathan.


Ia pun merasa heran karena mobil yang disita bisa dipakai untuk menjemput saksi. Jonathan mempertanyakan benarkah secara hukum diperbolehkan seperti itu? 


Malam harinya, mobil itu kembali ke Polsek Pesanggrahan dengan dikendarai oleh AG bersama tantenya dan satu orang yang lain. Pelat nomor mobil pun berubah. 


"Coba Kapolsek Pesanggrahan jelaskan ini. Siapa yang kasih akses mobil sitaan buat jemput pelaku dan diganti plat nomornya," kata Jonathan.


Ketiga Pelaku Santai di Kantor Polisi

Jonathan menuturkan, Mario bersama Shane dan AG sempat bermain gitar di kantor polisi atau Polsek Pesanggrahan. Mereka tampak santai dan seolah tak terjadi apa-apa.  


"Setelah dikasih paham baru dia pucat dan sadar kalo saat ini bapaknya nggak bisa bantu apa-apa," katanya.


Padahal sebelumnya, kata Jonathan, Mario sempat bilang dan meminta agar tante dari AG tenang. Ia meyakinkan AG tak akan terkena jerat hukuman karena semua akan diurus sang ayah, Rafael Alun Trisambodo. Mario bilang ke tante AG bahwa dirinya paling-paling hanya akan dihukum 2 tahun 8 bulan. 


Menurut Jonathan, Mario bersama AG dan Shane merasa bahwa Polsek Pesanggrahan hanya sebagai tempat kongko untuk sesaat sebelum ayah Mario berhasil membebaskan mereka.


Mereka asik bermain gitar, bernyanyi, dan dilihat banyak saksi termasuk ibu N, saksi yang menolong David. Keasikan para pelaku penganiayaan David itu berlangsung saat mereka diperiksa di Polsek Pesanggrahan tak lama setelah AG datang.


Orang Tua Mario Datang Ajak Damai

Kemudian di malam harinya, ibu Mario datang bersama Kristo (kakak Mario) dan Dolfie (pengacara yang sudah dipecat) untuk menemui Jonathan di rumah sakit seraya mengajak damai. Tanpa pikir panjang, Jonathan menyuruh ibu Mario pulang. 

 
"Tiga orang itu datang, memaksa mau minta masuk ICU liat David dan gue tolak," tegas Jonathan.


Malam selanjutnya, giliran Rafael Alun yang datang mengajak damai. Namun Jonathan kembali menegaskan bahwa tidak akan ada damai. Ia akan melawan sampai kapan pun.


Mafia Birokrasi Kemenkeu

Menurut Jonathan, Rafael tidaklah menduduki jabatan yang sangat tinggi. Saat itu, Rafael merupakan ASN eselon III yang menjabat Kepala Bagian Umum DJP Jakarta Selatan. Meski bukan jabatan tinggi, tapi Jonathan yakin bahwa Rafael mampu memainkan kaki sampai lintas institusi.


Permainan Rafael sebagai mafia birokrasi Kemenkeu itu, kata Jonathan, merusak logika. Mereka berjejaring secara hierarkis melalui grup-grup whatsapp.
 

"Semboyan mereka: menteri boleh ganti, birokrat hidup abadi. Tolong benar-benar hal ini diseriusin. Jangan cuma berhenti pada dilarang flexing di medsos, yang gak flexing kadang justru mafia besarnya," kata Jonathan me-mention Staf Khusus Menteri Keuangan Yustinus Prastowo.


Bohong Besar

Jonathan pun membongkar kebohongan besar. Ada satu hari, semua media memberitakan bahwa Mario tak pernah dijenguk keluarga. Jonathan menyebut hal itu adalah bohong besar. 


"Bapaknya Shane cerita kalau ketemu orang tua Mario Dandy di tahanan Polda Metro sama-sama besuk dan dia dicuekin orang tua Mario Dandy. Mafia ini buying ke media dengan nilai fantastis," jelas Jonathan.


Ia menegaskan, Rafael Alun sebagai mafia berlevel medioker yang kerap 'memeras' orang lain. Tapi Rafael bisa membuat semua bertekuk lutut mengikuti usahanya dan menyelamatkan putra mahkotanya yang akan disekolahkan jadi Polisi via jalur 'nyogok' tapi gagal. 


"Makanya si Mario Dandy ini selalu ngancam David kalau dia adalah anggota polisi. (Bahkan) Brimob bisa dia suruh-suruh buat nangkep David," katanya.


Tak sampai di situ, Rafael pun mendekati beberapa teman dekat Jonathan untuk dikasih uang. Jonathan tak peduli dengan hal itu dan membiarkan apabila ada temannya yang menerima uang dari Rafael. 


Jonathan bahkan berani memastikan bahwa kelakuan Rafael yang 'menyogok' itu tak sedikit pun membuatnya bergeser. Justru saat nanti inkracht atau putusan berkekuatan hukum tetap untuk Mario Dandy, Jonathan akan menggugat PMH atau perbuatan melawan hukum. 


"Satu hal lagi, gue bisa hadapi ini semua karena doa-doa kalian. Gak akan gue lupakan sampe gue mati. Terima kasih," tutup Jonathan.


Pewarta: Aru Lego Triono

Editor: Fathoni Ahmad