Nasional

Jubir Covid-19 Ungkap Gejala pada Anak Sama seperti Orang Dewasa

Rab, 30 Juni 2021 | 04:30 WIB

Jubir Covid-19 Ungkap Gejala pada Anak Sama seperti Orang Dewasa

Ilustrasi anak (NU Online, Alhafiz Kurniawan)

Jakarta, NU Online


Juru Bicara Satgas Covid-19 dr Reisa Broto Asmoro, mengatakan gejala Covid-19 yang dirasakan anak-anak cenderung seperti gejala yang dialami oleh orang dewasa pada umumnya. Gejala awal yang dirasakan biasanya demam disertai batuk, diare, muntah, bahkan hilang penciuman (anosmia).


"Umumnya gejala yang ditemukan pada anak adalah demam, batuk-pilek, diare dan anosmia. Tapi banyak juga yang tanpa gejala," kata dr Reisa di siaran radio kesehatan diakses NU Online, Rabu (30/6).


Sama seperti orang dewasa, gejala Covid-19 pada anak juga bervariasi, disampaikan Reisa, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengatakan saat virus sudah hilang pada tubuh anak, tidak berarti menghilangkan gejala yang ia rasakan.


"Karena setelah pulih, bisa saja anak mengalami long covid selama beberapa bulan ke depan," terangnya.


Hal memprihatikan lainnya ketika virus itu menjangkiti anak usia 3-5 tahun (batita/balita) sebab pada usia itu anak cenderung sulit menyampaikan apa yang sebenarnya mereka rasakan dan biasanya hanya menunjukan ciri tidak nafsu makan, tantrum, dan sering menangis. "Terkadang hanya rewel dan nafsu makannya yang menurun," jelas Reisa. 


Menurut data Satgas Covid-19 pertanggal 17 Juni kemarin, menunjukan persentase kasus Covid-19 pada anak usia sekolah sebesar 12,51 persen. Artinya, menurut Reisa, ada 235,000 kasus terkonfirmasi dan dari 8 pasien yang tertular satu diantaranya adalah anak usia sekolah sampai 18 tahun. 


"Makanya orang di sekitarnya, orang tuanya, caretaker (pengurus) nya, semua itu harus lebih peka dengan kondisi sang anak," tegasnya. 


Bahkan anak-anak yang saat ini berada di rumah saja masih beresiko terinfeksi atau tertular oleh orang-orang di sekitarnya. Karena kebanyakan anak usia remaja justru terinfeksi ketika banyak berinteraksi dengan teman-teman seusianya yang berada di lingkungan sekitarnya. 


"Jadi, selain berhati-hati dan peka orang tua juga harus mulai menghindari mobilitas yang tidak perlu pada anak dengan mengkomunikasikan kondisi saat ini agar mereka mengerti," ungkap dia. 


Kontributor: Syifa Arrahmah 
Editor: Syakir NF