Nasional

Kaleidoskop 2019: LAZISNU Bebaskan Eti dari Hukuman Mati di Arab Saudi

Jum, 27 Desember 2019 | 14:30 WIB

Kaleidoskop 2019: LAZISNU Bebaskan Eti dari Hukuman Mati di Arab Saudi

LAZISNU menyerahkan secara simbolis dana bantuan pembebasan TKI Eti kepada Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel di Kantor NU Care-LAZISNU, Lantai 2 Gedung PBNU, Jakarta, Senin (1/7/2019).

Jakarta, NU Online
Dari sekian banyak program kegiatan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sepanjang 2019, pembebasan perempuan asal Majalengka, Jawa Barat, Eti Sumiati bin Toyib Anwar dari ancaman hukuman mati di Arab Saudi menjadi salah satu kegiatan yang menarik. Hal itu sebagai potret kontribusi NU bagi agama, bangsa dan negara. 

Tepat pada 11 Juli 2019, Eti Sumiati, seorang tenaga kerja Indonesia (TKI) yang terancam hukuman mati di Arab Saudi bisa bernapas lega. Eti dinyatakan bebas setelah PBNU melalui NU Care-LAZISNU ikut menyumbang Rp 12,5 miliar untuk membayar tebusan yang diminta majikan Eti di Arab Saudi.  

LAZISNU menyerahkan secara simbolis dana bantuan pembebasan TKI Eti kepada Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel. Penyerahan dilakukan Senin (1/7/2019) saat Dubes berkunjung ke Kantor NU Care-LAZISNU di Lantai 2 Gedung PBNU Kramat Raya 164 Jakarta Pusat. 
 
Sumbangan dihimpun LAZISNU selama tujuh bulan dari berbagai dermawan dan santri di sejumlah pesantren. Dari jumlah tebusan yang diminta majikan Eti, LAZISNU mampu menyumbangkan 80 persen tebusan. 

Berkat sumbangsih para dermawan yang dihimpun LAZISNU, mimpi Eti bebas dari ancaman hukuman mati selama 19 tahun bisa terwujud. Eti merupakan TKI yang bekerja di Kota Taif, Arab Saudi. 

Pada 2001, Eti dituduh menjadi penyebab majikan sakit hingga kemudian meninggal dunia. Atas peristiwa itu keluarga majikan menuntut hukuman mati atau qishas diberikan kepada Eti. Sebagai bentuk kepedulian NU, PP LAZISNU kemudian berinisiatif menghimpun dana khusus untuk pembebasan Eti.  

Ketua PP LAZISNU, H Achmad Sudrajat, mengucapkan terima kasih kepada seluruh dermawan yang menyumbangkan rezekinya. Bagi Sudrajat, kebersamaan dan sinergitas sesama anak bangsa khususnya warga NU bisa menjadi solusi kemanusiaan.  

“Penggalangan dana ini menunjukan kita bisa memberikan yang terbaik jika kita sadar akan pentingnya sinergitas ini,” katanya kepada NU Online, beberapa waktu yang lalu. 

Ia bertekad akan terus memperkuat manajemen tim dan jaringan sehingga banyak lagi masyarakat Indonesia yang terbantu. Selain itu, ia mengajak kepada masyarakat Indonesia untuk bersedekah untuk kemandirian ekonomi.  Dengan begitu akan banyak dampak positif yang diterima bangsa Indonesia, salah satunya mampu membebaskan tahanan tenaga kerja wanita (TKW) TKW asal Indonesia. 

Ia mengungkapkan, pihaknya sudah sering menggalang dana untuk TKW namun menghimpun dengan biaya yang besar kali pertama dilakukan. Ke depan, pihaknya terus memproses akun khusus untuk membantu TKI yang bermasalah.   

Sebagai catatan, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Arab Saudi membebaskan secara resmi TKI asal Majalengka, Eti Bt Toyyib Anwar. Dia dibebaskan melalui tebusan (diyat) 4.000.000 Riyal Saudi atau setara dengan Rp 15,2 M.  

Apresiasi Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil
 
Menanggapi bebasnya Eti, Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil secara khusus mengucapkan terima kasih LAZISNU, pemerintah, dan pihak-pihak terkait yang telah membantu menebus TKW asal Majalengka tersebut.

“Terima kasih untuk kedutaan besar RI di Saudi, Kedutaan Saudi di Jakarta, Kemenlu, Kemenaker, LAZISNU dan para dermawan yang sudah patungan membebaskan TKI warga Majalengka Eti binti Toyib Anwar dari hukuman mati di Arab Saudi setelah 19 tahun ditahan,” kata mantan Wali Kota Bandung itu. 

Dia menjelaskan, diyat atau tebusan sebesar Rp15,2 Miliar sebagai pengganti hukuman mati disepakati dengan keluarga yang berperkara di Saudi. Diyat itu lanjutnya adalah norma hukum di Arab Saudi. 

“Alhamdulillah dana diyat berhasil digalang berbagai pihak, mayoritas utamanya oleh LAZISNU juga oleh keikhlasan para ASN Pemprov Jabar Juara sebesar 1 Miliar rupiah, Sungguh ukhuwah insaniyah yang indah. Tidak ada kata mahal untuk sebuah nilai kemanusiaan. Alhamdulillah,” tuturnya. 

Proses penghimpunan dana

Ketua PP LAZISNU H Achmad Sudrajat mengatakan, selama tujuh sampai delapan bulan berusaha menemui banyak kalangan, mulai dari para kiai, santri, pejabat, pengusaha, dan masyarakat umum untuk menghimpun sumbangan pembebasan Eti. 

“Komunikasi ini kita bangun dengan berbagai jejaring dan terutama komunitas NU dan lembaga-lembaga yang tertarik kepada program kemanusiaan. Kita mendatangi anggota MPR, Kemenaker, untuk menggalang sekuat kemampuan kita untuk jumlah yang ditentukan. Setelah tidak sampai, kita  hanya mampu 80 persen, kita serahkan ke pemerintah,” katanya. 

Dia menceritakan bagaimana santri, kiai, dan warga NU begitu antusias untuk membantu Eti., terutama ketika LAZISNU datang ke sejumlah pesantren di Jawa Barat, Jabodetabek, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten. Hal itu ditunjukkan dengan mereka menyumbang uang dalam bentuk kontan dan kiriman melalui rekening.  

“Yang menarik adalah potensi pesantren untuk kepentingan kemanusiaan sangat kuat,” kata lulusan Jurusan Syariah Islamiyah Fakultas Syariah Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir ini.  

Motivasi santri dan kiai membantu Eti merupakan ekspresi dalam menjalankan ajaran Islam. Dia menjelaskan, di dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa menyelamatkan nyawa satu orang sama artinya dengan menyelamatkan seluruh orang.  

“NU identik dengan masyarakat kaum bawah. Ketika salah seorang saudaranya tak mampu dengan apa yang dibutuhkan, maka kewajiban NU membantunya sebagai bagian dari masyarakat NU. Yang pasti dia (Eti) orang desa yang yang mencari peruntungan nasib di Arab Saudi,” ucapnya.  

Kontributor: Abdul Rahman Ahdori
Editor: Muchlishon