Nasional HARI SANTRI 2023

Kemenag Harap Hari Santri 2023 Jadi Momen Publikasi Capaian Pesantren

Ahad, 17 September 2023 | 11:45 WIB

Kemenag Harap Hari Santri 2023 Jadi Momen Publikasi Capaian Pesantren

Dirjen Pendis Prof M Ali Ramdhani (tengah) saat membuka acara 'Kopdar Pengelola Media Pesantren untuk Penguatan Moderasi Beragama', di Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu (16/9/2023) malam (Foto: Dok Kemenag)

Bandung, NU Online 
Tanggal 22 Oktober diperingati sebagai Hari Santri setelah ditetapkan Presiden Joko Widodo pada tahun 2015 lalu. Hari Santri ini dipandang sebagai momentum yang tepat untuk mempublikasikan capaian kalangan pesantren. Hal ini perlu dilakukan karena santri telah melakukan berbagai kebaikan, tetapi jarang diketahui oleh publik luas karena masih menempati ruang-ruang sunyi.


Hal demikian ini disampaikan Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis) Kementerian Agama, Prof Muhammad Ali Ramdhani, saat membuka acara 'Kopdar Pengelola Media Pesantren untuk Penguatan Moderasi Beragama', di Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu (16/9/2023) malam.


Ramdhani menyampaikan bahwa selama ini setiap ada kejadian kecil di lingkungan pesantren yang sedikit mengganggu, maka kemudian langsung menjadi bahasan ramai di ruang publik. Namun, hal baik justru tak mengemuka di kalangan khalayak luas, misalnya kemandirian pesantren yang menjadi prioritas Kemenag saat ini.


“Salah satu kebaikan itu adalah program kemandirian pesantren. Bagaimana pesantren mengelola perekonomian yang berdampak luas perlu mendapatkan apresiasi lebih dari masyarakat,” ujarnya di hadapan puluhan pegiat media Islam dan pesantren.


Kang Dhani, sapaan akrabnya, juga menyampaikan perlunya publikasi lebih masif mengenai Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) Kemenag. Menurutnya, program itu menunjukkan kalau santri tidak hanya belajar ilmu agama saja.


“Kalau selama ini masyarakat menilai santri tidak paham keilmuan umum, itu salah. Sebab ada 1000 lebih lulusan PBSB yang berhasil menjadi dokter,” terangnya.


Pihaknya akan melibatkan madrasah dan perguruan tinggi dalam peringatan hari santri tahun 2023 supaya mendapatkan atensi lebih luas dari masyarakat.


“Getaran Hari Santri 2023 harus lebih besar dirasakan masyarakat luas. Pesantren yang biasanya dapat image buruk harus kita bantah dengan menampilkan prestasi-prestasinya,” tegas Guru Besar UIN Sunan Gunung Djati Bandung itu.


Pada momen yang sama, Plt Direktur Pendidikan Diniyah dan Pontren, Waryono berharap peringatan Hari Santri terus digaungkan supaya mendapatkan penerimaan publik yang luas.


Waryono menyebut, selama ini pesantren telah berjasa merawat keragaman bangsa, khususnya di tahun politik yang rawan perpecahan seperti sekarang ini.


“Bagaimana pesantren membingkai kerukunan bangsa perlu kita tegaskan dalam peringatan Hari Santri tahun ini,” ujar pria yang juga guru besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta itu.


Sementara itu, Staf Khusus Menteri Agama Mohammad Nuruzzaman menekankan pentingnya afirmasi kepada santri. Ia menilai, afirmasi dimaksud dapat diberikan dalam bentuk pelatihan digital sebagai respons kaum santri terhadap perkembangan ilmu dan teknologi yang sangat cepat.


“Kalau ada puluhan atau ratusan santri yang kita beri afirmasi untuk mengikuti pelatihan digital, maka akan lahir talenta-talenta digital dari kalangan santri yang akan berkontribusi bagi Negeri,” harapnya.


Melengkapi hal di atas, Tenaga Ahli Menteri Agama Hasanuddin Ali menyampaikan bahwa brand mempengaruhi persepsi dan preferensi orang. Karenanya, perlu tiga langkah sebagaimana disebut dalam teori komunikasi, yakni (1) frekuensi yang sering, (2) ruang lingkup (coverage) ywng luas, dan (3) kekuatan pesan.