Nasional

Kenapa Hati Tetap Keras walau Rajin Baca Al-Qur'an?

Sab, 11 Mei 2019 | 13:00 WIB

Jakarta, NU Online
Orang yang membaca Al-Qur'an, belajar Al-Qur'an dan memahami Al-Qur'an, tapi tidak mau membaca shalawat kepada Rasulullah, bahkan menghina pembacaan shalawat kepada Rasulullah pasti tidak akan dapat berkah Al-Qur'an dan hidayah Allah melalui Al-Qur'an.

Hal ini ditegaskan Wakil Ketua Lembaga Dakwah PBNU KH Muhammad Nur Hayid, Sabtu (11/5) yang saat ini berada di Mesir dalam rangkaian kegiatan Pendidikan dan Pelatihan (Tadribut Du'at) di Al-Azhar Kairo, Mesir.

Menurut Gus Hayid, sapaan karibnya, orang yang tak mau bershalawat tidak akan mendapatkan indah dan lezatnya bermu'asarah dengan Al-Qur'an. Meskipun hafal Al-Qur'an sekalipun. Bahkan bacaan Al-Qur'annya atau bahkan hafalanya itu tidak akan membuat dia semakin dekat dengan Allah dan melembutkan hatinya.

"Kenapa? Karena bagaimana kita bisa menikmati lezat dan indahnya Al-Qur'an kalau kita tidak menghormati Rasulullah yang menjadi perantara turunnya firman Allah. Padahal tanpa Rasulullah tidak akan Al-Qur'an yang akan sampai kepada kita. Dan cara menghormati Rasulullah, Allah telah memberikan contoh dengan perintah membaca salawat kepadanya," tegasnya.

Oleh karenanya tidak heran, pesantren-pesantren tahfidz di bawah asuhan kiai sepuh yang bersanad kepada Rasulullah dipastikan memiliki amalan tambahan selain wirid Al-Qur'an yang dilakukan melalui muraja'ah (mengulang) dan tadarus Al-Qur'an.

"Wirid tambahan itu tidak lain adalah bacaan shalawat kepada Rasulullah SAW. Allahumma Shalli Ala Sayyidina Muhammad," terang Pengasuh Pesantren Skill Jakarta ini.

Gus Hayid menambahkan bahwa banyak bukti dan fakta orang-orang yang membaca, memahami dan bahkan menghafal Al-Qur'an dengan diiringi memperbanyak membaca shalawat, akan jauh lebih mudah dan gampang serta mendapatkan tuntunan dari Allah dibanding mereka yang tak mau membaca shalawat.

"Apalagi sampai membid'ahkan baca shalawat dengan berbagai ragam cara bacanya," pungkasnya. (Muhammad Faizin)