Nasional

Kepala OCHA PBB di Indonesia Sebut NU Teladan Kemanusiaan

Rab, 7 Agustus 2019 | 13:00 WIB

Kepala OCHA PBB di Indonesia Sebut NU Teladan Kemanusiaan

Kepala Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan atau Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA) di Indonesia Veronica Saiz-Omenaca

Jakarta, NU Online
Berbagai tragedi kemanusiaan terjadi di Indonesia, dari bencana alam, seperti banjir, gempa, tsunami, hingga persoalan tindakan ekstremisme. Nahdlatul Ulama sebagai organisasi kemasyarakatan selalu mengambil posisi di barisan terdepan bersama seluruh elemennya yang terdiri dari lembaga maupun badan otonom.

Hal tersebut diakui oleh Kepala Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan atau Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA) di Indonesia Veronica Saiz-Omenaca saat berkunjung ke Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pada Selasa (6/8) sore.

Kepada Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, ia menyampaikan bahwa NU merupakan teladan dalam bidang kemanusiaan. Tak ayal, ia ingin negara-negara lain dapat mengadaptasi praktik dan tindakan NU dalam menangani persoalan kemanusiaan untuk diterapkan di negerinya masing-masing.

“Kami ingin praktik baik NU bisa tersebar. Banyak pembelajaran baik dari Indonesia yang bisa diterapkan di negara lain,” ucapnya.

Lebih lanjut, Veronica menyebut zakat sebagai salah satu contoh penting yang perlu diterapkan oleh negara-negara lain. Menurutnya, zakat bisa diberikan dan disiapkan untuk penanggulangan tragedi kemanusiaan. “Bisa digunakan untuk kesiapsiagaan,” ujarnya.

Wakil Ketua Umum PBNU H Mohammad Ma’shum Machfoedz menambahkan bahwa NU memang terdepan dalam persoalan kemanusiaan. Persoalan kebencanaan, Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) dan Barisan Ansor Serbaguna (Banser) langsung tanggap dan menerjunkan anggotanya ke lapangan.

Selain itu, lanjutnya, persoalan Afghanistan dan Irak juga NU hadir menjadi mediator kelompok-kelompok yang berkonflik. Ia menyebut dan menunjuk Kiai Said sebagai aktor yang memfasilitasi perdamaian antarkelompok di dua negara tersebut.

Merespons hal tersebut, Kiai Said menceritakan bahwa NU telah empat kali memediasi kelompok-kelompok Afghanistan dan dua kali memfasilitasi Sunni Syiah yang berkonflik di Irak dengan bertemu di Doha, Qatar.

Ma’shum kembali berkomentar bahwa NU hadir bagi Afghanistan tidak dalam hal memediasi saja, melainkan juga mengenalkan pesantren kepada mereka. Bahkan, NU juga memberikan beasiswa kepada beberapa mahasiswa yang berasal dari Afghanistan dan Thailand bagian selatan.

Kiai Said pun menyampaikan bahwa NU bersamaan dengan Muhammadiyah menjadi nominator Nobel perdamaian. Mendengar hal tersebut, Veronica secara spontan sangat mendukungnya.

Wasekjen PBNU H Imam Pituduh menanggapi dukungan terebut. Menurutnya, dukungan tidak cukup dengan penyampaian secara verbal saja, tetapi perlu juga disampaikan nota resmi melalui surat kepada lembaga yang memberikan penghargaan tersebut. Perempuan asal Spanyol itu pun akan segera mempertimbangkannya untuk segera membuat surat tersebut. (Syakir NF/Abdullah Alawi)