Nasional MUKTAMAR KE-34 NU

Kerendahan Hati Rais 'Aam KH Miftachul Akhyar saat Khutbah Iftitah

Rab, 22 Desember 2021 | 10:15 WIB

Kerendahan Hati Rais 'Aam KH Miftachul Akhyar saat Khutbah Iftitah

Rais 'Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar. (Foto: NU Online)

Lampung Tengah, NU Online

Rais 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar menunjukkan sikapnya yang penuh ketawadhuan, rendah hati. Dalam khutbah iftitahnya pada Pembukaan Muktamar Ke-34 NU, Kiai Miftach menyebut dirinya sebagai seorang al-faqir, orang fakir, diikuti dengan namanya.


“Al-Faqir Miftachul Akhyar menerima mandat sebagai PJ Rais Aam pada tanggal 22 September 2018 dan segera berakhir beberapa saat lagi,” katanya di Pondok Pesantren Darussa’adah, Gunung Sugih, Lampung Tengah, Rabu (22/12/2021).


Ia mengakui dalam kepemimpinannya masih banyak kekurangan. Amanah tersebut baginya amat berat. Karenanya, dengan penuh rendah hati Kiai Miftach menyebut dirinya hanyalah seorang rais awam atau rais aam kw 3.


“Banyak kekurangan, ketidakcakapan, dan ketidakmampuan mengemban amanah yang amat-amat berat ini. Sangat layak mendapat gelar rais awam, rais aam kw 3 dan lain sebagainya,” katanya.


Oleh karena itu, Pengasuh Pondok Pesantren Miftachussunnah Surabaya, Jawa Timur itu berharap agar para pendiri NU dapat memaafkan segala kekurangannya selama mengemban amanah dalam menjalankan roda organisasi yang didirikan pada 31 Januari 1926 itu.


“Namun, semoga para muassis (pendiri NU) memahami dan memaafkan alfaqir ini. Amin ya rabbal alamin,” harapnya.


Dalam pungkasan khutbahnya, Kiai Miftach mengucapkan selamat bermuktamar. Dalam kesempatan itu, ia juga berharap agar Muktamar Ke-34 NU ini dapat melahirkan keputusan yang memberikan kemaslahatan bagi agama, bangsa, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan peradaban dunia.

 
“Selamat bermuktamar dengan riang gembira dan keceriaan menghasilkan keputusan-keputusan yang maslahat untuk agama, bangsa, dan NKRI dan peradaban dunia, menuju satu abad NU, membawa kembali untuk kemuliaan keluarga untuk peradaban dunia,” katanya.


“Kita sedang dinanti oleh dunia,” tutupnya.


Kegiatan ini dihadiri oleh Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin, Wakil Presiden 2004-2009 dan 2014-2019 Jusuf Kalla, Menteri Agama H Yaqut Cholil Qoumas, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) H Abdul Muhaimin Iskandar.


Hadir pula anggota Mustasyar PBNU, para rais dan katib syuriyah PBNU, para ketua dan sekretaris tanfidziyah PBNU, dan perwakilan peserta Muktamar.


Pewarta: Syakir NF

Editor: Fathoni Ahmad