Nasional

Ketua Matan DKI Ungkap Pesan Syekh Adnan Al-Afyouni tentang Pentingnya Menjaga Negara

Jum, 23 Oktober 2020 | 03:30 WIB

Ketua Matan DKI Ungkap Pesan Syekh Adnan Al-Afyouni tentang Pentingnya Menjaga Negara

Syekh Adnan Al-Afyouni saat membacakan 15 poin konsensus hasil Konferensi Ulama Internasional Bela Negara di Pekalongan, Jawa Tengah, 27-29 Juli 2016 lalu. (Foto: Jatman Event)

Jakarta, NU Online

Kabar duka menyelimuti Muslim dunia atas wafatnya Syekh Adnan Al-Afyouni, Mufti Damaskus, Suriah, pada Kamis (22/10). Ketua Mahasiswa Ahlith Thariqah Al-Mu'tabarah Al-Nahdliyah (Matan) Daerah Khusus Ibukota Jakarta KH Ali M Abdillah mengingat betul satu pesan Almarhum tentang menjaga negara.


"Emas hilang bisa dicari, kekasih hilang bisa dicari, tapi ketika negaramu hilang ke mana hendak mencari," pesan Syekh Adnan saat acara Bela Negara di Pekalongan beberapa waktu lalu.


Rencana Kiai Ali untuk berziarah ke makam Syekh al-Akbar Ibn al-'Arabi dan sowan Masyayikh Damaskus perkiraan di akhir bulan Oktober atau November 2020 disambut baik Syekh Adnan dan siap membantu mengurusi visanya.


"Beliau sangat senang dengan rencana kedatangan saya dan akan membantu proses visa masuk suriah namun tanpa diduga beliau telah syahid," cerita Ketua Program Studi Magister Sejarah Kebudayaan Islam, Fakultas Islam Nusantara, Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia itu.


Syekh Adnan merupakan ulama yang memimpin rapat pemilihan Maulana Habib Luthfi bin Yahya sebagai Ketua Forum Sufi Dunia yang berlangsung di Pekalongan, Jawa Tengah pada April 2019 lalu.

 

Di tempat yang sama, Pekalongan, Syekh Adnan bersama tokoh-tokoh sufi dunia juga menghadiri Konferensi Ulama Internasional bertajuk Bela Negara pada 27-29 Juli 2016 lalu.

 

 

Sekretaris Jenderal Ikatan Alumni Syam Indonesia (Al-Syami) M. Najih Arromadloni menyampaikan bahwa Syekh Adnan adalah sosok ulama yang mempunyai peran sangat penting dalam proses rekonsiliasi konflik di Suriah.

 

"Beliaulah ulama yang turun langsung meng-islahkan pihak-pihak yang bertikai," katanya.


Ia juga merupakan ulama yang mendapatkan kepercayaan dari pemerintah dan oposisi, karena integritasnya yang tinggi.


Lebih lanjut, Gus Najih menjelaskan bahwa Syekh Adnan juga termasuk ulama yang sangat dekat dengan umat Islam Indonesia, mempunyai ratusan murid di Indonesia, melakukan serangkaian puluhan kunjungan ke Indonesia semasa karirnya menjadi mufti Provinsi Damaskus.


Almarhum wafat dalam sebuah perjalanan di Qudsia, pinggiran Damaskus, akibat mobilnya meledak karena dipasang sebuah bom.


Pewarta: Syakir NF

Editor: Fathoni Ahmad