Nasional

Ketua PBNU: Pendidikan Karakter Bermula dari Keluarga

Kam, 29 April 2021 | 16:30 WIB

Ketua PBNU: Pendidikan Karakter Bermula dari Keluarga

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) bidang Pendidikan, Hanif Saha Ghafur. (Foto: unuja.ac.id)

Jakarta, NU Online
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) bidang Pendidikan, Hanif Saha Ghafur mengatakan, pendidikan karakter yang baik adalah dibentuk dari lingkungan keluarga.
 
"Pendidikan karakter terbaik bukan di sekolah sebetulnya, tapi justru di lingkungan keluarga," jelasnya dalam webinar Lembaga Pendidikan (LP) Ma'arif PBNU bertajuk 'Menyiapkan Generasi Emas Indonesia 2024', Kamis (29/4).
 
Sejalan dengan hal itu, Hanif mengunkapkan hasil riset dari Harvard yang menyebut bahwa pendidikan karakter yang terbaik adalah upaya menamakan karakter kepemimpinan yang dilakukan di lingkungan keluarga, bukan di sekolah.
 
Dari hasil penelitian itu juga disebut bahwa penanaman pendidikan karakter yang baik pada anak yaitu pada usia 5 sampai 25 tahun. "Artinya kecerdasan karakter itu bisa dibangun antara usia 5 sampai 25 tahun. Itu puncaknya pendidikan karakter terbaik," ungkapnya.
 
Hanif kembali menegaskan bahwa pendidikan karakter terbaik yaitu pendidikan karakter yang mengarah pada penguatan leadership atau kepemimpinan.
 
"Nabi Muhammad itu terkenal bukan karena ilmunya, tapi kepemimpinannya," terangnya.
 
Oleh karenanya, dia berharap kepada guru-guru LP Ma'arif NU memperkuat pendidikan karakter kepemimpinan. Dan mengajak orang tua peserta didik memperkuat pendidikan karakter anak di masing-masing rumahnya. "Guru adalah orang tuanya sendiri," katanya.
 
Di kesempatan yang sama, Ketua LP Maarif PBNU Zainal Arifin Junaidi dalam sambutannya mengungkapkan empat istilah tarbiyah atau pendidikan dalam bahasa Arab, yaitu ta'lim, tadris, ta'dib, dan tazkiyah.
 
Kata Kiai Arifin, ta'lim adalah upaya agar anak mengetahui, memahami, dan mengerjakan apa yang sudah dipahami.
 
Kemudian lanjutnya, tarbiyah adalah proses menyiapkan akal, atau intelektualitas, fisik atau keterampilan, dan jiwa atau karakter sehingga menjadi orang yang bermanfaat untuk diri, keluarga serta masyarakat umum.
 
"Dengan demikian pendidikan adalah upaya untuk membuat anak berpengetahuan, berketerampilan, berkarakter, dan bermasyarakat," jelasnya.
 
Sayangnya tadrista'dib, dan tazkiyah tak dijelaskan langsung oleh Kiai Arifin. Namun, dalam pengertian umum dari ta'dib adalah konsep pendidikan yang bertujuan menghasilkan individu beradab, yang mampu melihat segala persoalan dengan teropong worldview Islam.
 
Sedangkan tazkiyah adalah pendidikan untuk memperbaiki seseorang dari tingkat yang rendah ke tingkat yang lebih tinggi di dalam hal sikap, sifat, kepribadian, dan karakter.
 
Kontributor: Ridwan
Editor: Syamsul Arifin