Ketua PBNU Sampaikan Duka atas Meninggalnya Arbi Sanit
NU Online · Kamis, 25 Maret 2021 | 03:30 WIB
Kendi Setiawan
Penulis
Jakarta, NU Online
Innalillahi wainna ilaihi rajiun.
Pengamat politik Arbi Sanit dikabarkan meninggal dunia pada Kamis (25/3) pagi. Arbi Sanit sempat menjalani perawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta.
"Innalillahi wainnailaihi Rojiun telah meninggal dunia Bapak saya Arbi Sanit di RSCM pukul 07.15 WIB, mohon dibukakan pintu maaf bila Bapak ada salah," ucap Feri Sanit, anak Arbi Sanit dikutip dari law-justice.co.
Ketua PBNU Robikin Emhas mengenang sosok almarhum Arbi Sanit sebagai tokoh berintegritas yang tak beringsut oleh godaan, tekanan, dan ancaman.
"Ingatan pun melayang saat bersama Mas Arbi dan berbagai komponen berjibaku di masa pendirian dan awal keberadaan KIPP (Komite Independen Pemantau Pemilu) tahun 1996 dan 1997. Saat demokrasi dipasung, pers dikungkung dan suara rakyat tak dihitung. Tokoh berintegritas ini tak beringsut oleh godaan, tekanan dan ancaman. Saya percaya mas Arbi memilih masa depannya sendiri," ungkap Robikin Emhas.
Robikin juga terkenang dengan salah satu opini Arbi Sanit yang diunggah di laman FB pada 19 Januari 2020.
"Sekarang musim membangkit kerajaan, bukan saja simbolik tapi disertai istana, raja dan ratu, punggawa, dengan pakaiandan upacara resminya. Ada yg menanggapi sebagai gejala kultural, ada yang menerima sebagai hak berkumpul dan berorganisasi. Tapi perlu dilihat secara politik," kata Robikin mengutip status Arbi Sanit.
Robikin mengatakan argumen Arbi Sanit, "Gejala itu membahayakan visi bernegara masyarakat yg gagal dimatangkan oleh penguasa dan pemerintah. Malah kelakuan korup dan gila hormat penguasa membentuk ketidak percayaan politik."
Hal yang mengesankan juga adalah tulisan Arbi Sanit selanjutnya yang menyampaikan, "Sekalipun begitu, konsepsi dan institusi negara Indonesia mesti dihormati oleh warga negara. Tidak etis, tidak pantas dan lazim orang dan kelompok membentuk organisasi dg label kerajaan yg berarti negara. Pembiarannya, membari peluang membentuk kilafah, imperium, kemaharajaan, yang semuanya itu mengacaukan konsepsi bernegara. Maka kelompok dan organisasi pembentuk kerajaan atau negara, perlu ditertibkan istilah, atribut sampai upacara dan tempatnya."
"Selamat kembali pulang Mas Arbi. Semoga Allah SWT mengampuni segala salah-khilaf Mas Arbi, menerima semua kebajikan yang Mas Arbi lakukan dan membalasnya dengan keuntungan ukhrowi. Demikian halnya, semoga keluarga dan kami semua bisa meneruskan laku baik dalam upaya mewujudkan cita-cita para pendiri NKRI," pungkas Robikin.
Pewarta: Kendi Setiawan
Editor: Alhafiz Kurniawan
Terpopuler
1
Panduan Shalat Idul Adha: dari Niat, Bacaan di Antara Takbir, hingga Salam
2
Takbiran Idul Adha 1446 H Disunnahkan pada 5-9 Juni 2025, Berikut Lafal Lengkapnya
3
Khutbah Idul Adha 2025: Teladan Keluarga Nabi Ibrahim, Membangun Generasi Tangguh di Era Modern
4
Khutbah Idul Adha: Mencari Keteladanan Nabi Ibrahim dan Ismail dalam Diri Manusia
5
Terkait Polemik Nasab, PBNU Minta Nahdliyin Bersikap Bijak dan Kedepankan Adab
6
Khutbah Jumat: Meraih Hikmah Kurban di Hari Raya Idul Adha
Terkini
Lihat Semua