Nasional

Ketum PBNU: Nahdliyin Wajib Lakukan Jihad Ekonomi

Kam, 3 Juni 2021 | 12:15 WIB

Ketum PBNU: Nahdliyin Wajib Lakukan Jihad Ekonomi

Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siroj. (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menegaskan bahwa Nahdliyin wajib melakukan jihad ekonomi. Pada persoalan ekonomi ini, warga NU diminta agar melakukan gerakan yang konkret dan jangan hanya mengandalkan orang lain. 


Ia menjelaskan bahwa di dalam kitab Fathul Muin, dijelaskan empat macam kategori jihad. Salah satu jihad yang mesti dilakukan adalah daf’u dharari ma’shumin yakni memberikan perlindungan kepada seluruh masyarakat yang baik atas sandang, pangan, dan papan. Termasuk ongkos obat-obatan atau biaya kesehatan. 


“Ini Fathul Muin, kitab kuning, termasuk (menjelaskan) jihad. Artinya kita berkewajiban untuk jihad. Jihad iqtishadi, jihad sihhi, jihad ekonomi itu wajib,” tutur Kiai Said dalam acara halal bi halal yang digelar Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU) dan peluncuran program NU-Welfare, di lantai 8 Gedung PBNU Jalan Kramat Raya 164 Jakarta Pusat, Kamis (3/6).


“Tapi (jihad ekonomi) itu wajib kifayah. Kalau sudah ada yang melakukan, kita gugur kewajibannya. Namun, kita harus melakukan (jihad ekonomi) jangan hanya mengandalkan orang lain. Mari sejak hari ini kita perbarui semangat kita. Saya dorong, saya dukung,” katanya.


Kiai Said berharap kepada LPNU agar mampu memberikan kontribusi yang bisa diandalkan di bidang ekonomi. Sebab perekonomian bangsa, terutama pada masa pandemi Covid-19 ini, sangat berat dirasakan khususnya bagi warga NU.


Ditegaskan Kiai Said, perekonomian saat ini semuanya berada di tangan dan genggaman kelompok kapitalis. Parahnya, warga NU selalu saja dianggap kaum sudra yang tidak mengerti persoalan apa pun. 


“Kita dianggap sudra, dianggap tidak mengerti soal impor, ekspor, dan bursa saham. Kira-kira masih dianggap begitu oleh orang lain. Mari kita tunjukkan, kita bisa,” katanya.


Di organisasi NU sendiri, dijelaskan Kiai Said, saat ini tercatat ada 742 doktor yang bukan dari bidang agama. Sementara doktor bidang agama terdapat lebih dari tiga ribu orang. Ia berharap, ahli ekonomi di lingkungan NU segera diperbanyak.


“Tantangan (ekonomi) sangat luar biasa. Kita harus mendobrak tembok besi ini. Ekonomi sampai hari ini, masih di genggaman kelompok tertentu, kapitalis, yang masih belum bisa diterabas,” katanya.


Kiai Said juga meminta LPNU untuk bermitra dengan kementerian terkait seperti Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian. Tujuannya agar mampu mengeksplorasi potensi yang terdapat di lingkungan NU seperti para petani di daerah-daerah.


“Petani kita masih tegar menjalankan aktivitasnya di tengah pandemi ini. Kita banyak aset dan potensi luar biasa asal bisa mengoordinasikan atau mengeksplorasi potensi yang ada secara proporsional dan profesional. Saya harapkan LPNU bisa menjalankan amanah yang sangat mulia dan berat ini,” katanya.


Untuk diketahui, acara halal bi halal LPNU dan peluncuran program NU-Welfare itu dihadiri oleh beberapa pengurus harian PBNU dengan menjalankan protokol kesehatan yang ketat. Beberapa yang hadir di antaranya Sekretaris Jenderal PBNU H Ahmad Helmy Faishal Zaini, Ketua PBNU H Eman Suryaman dan KH Abdul Manan Ghani, serta Ketua LPNU PBNU Jaenal Effendi. 


Acara ini juga disiarkan langsung melalui TVNU dan dihadiri secara virtual oleh seluruh pengurus LPNU se-Indonesia. 


Pewarta: Aru Lego Triono

Editor: Fathoni Ahmad