Nasional

KH Miftachul Akhyar Tekankan Pentingnya Husnudzon saat Tertimpa Musibah

Rab, 17 Januari 2024 | 16:00 WIB

KH Miftachul Akhyar Tekankan Pentingnya Husnudzon saat Tertimpa Musibah

Rais Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar. (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online

Rais 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar mengajak masyarakat berpikir positif, berprasangka baik (husnudzon) atas segala peristiwa yang menimpa. Namun, disertai introspeksi diri ke dalam. 


Kiai Miftachul Akhyar kemudian menceritakan peristiwa kecelakaan yang menimpanya pada 12 Agustus 2021. KH Miftahul Akhyar mengalami kecelakaan hebat di Jalan Tol Semarang-Solo Kilometer 462.800 Jalur A, Desa Beji, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. 


Menurut Kiai Miftachul Akhyar, dengan berpikir positif ia menganggap kecelakaan tersebut sebuah peringatan baginya yang sangat sibuk meskipun di era pandemi. Peringatan untuk istirahat dan menghabiskan waktu bersama keluarga.


"Kalau saya, itu saya anggap peringatan. Kecelakaan itu. Karena begini, selama pandemi, saya bolak balik Surabaya-Jakarta pakai mobil," jelasnya seperti dikutip dari NU Online, Selasa (16/01/2024).


Dikatakan, saat kecelakaan, mobil Kiai Miftach melaju dari arah Semarang menuju Solo. Saat melaju di lajur kanan, lalu diberi isyarat lampu oleh truk boks untuk mendahului. Kemudian truk kembali ke lajur kiri dan tiba-tiba mengerem mendadak. Sehingga terjadi tabrakan. Kecelakaan terjadi pukul 06.15 WIB. 


"Orang di masa pandemi pada diam di rumah, kita masih melakukan tugas di luar. Saat itu memang saya sibuk sekali, meskipun pandemi. Ini peringatan agar tidak ke mana-mana," katanya. 


Akibat musibah tersebut, Kiai Miftachul mengalami luka lecet pada lutut kaki kanan dan kiri, sesak dada sebelah kanan dan sopir bernama Indra mengalami luka nyeri pada pergelangan tangan kanannya. 


Kiai Miftach beserta sopirnya kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Salatiga untuk mendapatkan perawatan. Sementara itu, mobil Kiai Miftach mengalami kerusakan cukup parah di bagian depan. 


"Banyak yang komentar, macam macam, Kiai-kiai sakti ini, akhirnya ditujukan lewat kecelakaan. Sakti gimana, pasca kecelakaan bagian dada ini retak," kata Kiai Miftach sambil tersenyum. 


Peristiwa kecelakaan Kiai Miftach tersebut memang menarik perhatian orang banyak. Hal ini tak terlepas dari sosok Kiai Miftah yang merupakan tokoh publik dan dikenal banyak orang.


Selain itu, banyak warga NU yang khawatir dengan kondisi Kiai Miftach setelah melihat kendaraan yang ditumpanginya mengalami kerusakan bagian depan yang cukup parah. 


"Seminggu pertama pasca-kecelakaan tidak berani ketawa dan batuk. Sakitnya luar biasa," ungkap ulama asal Surabaya ini.


Saat pandemi, mobilitas KH Miftachul Akhyar memang cukup tinggi. Dikarenakan saat itu Kiai Miftach sedang menjabat Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI). Sehingga kehadirannya dibutuhkan oleh banyak pihak untuk memberikan pendapat, pemikiran, pertimbangan hingga fatwa.


"Peristiwa itu setelah saya pulang dari Mesir menghadiri muktamar internasional. Pulang, karantina 8 hari. Setelah selesai mau pulang ke Surabaya dan dalam perjalanan terjadi kecelakaan," ucap Kiai Miftach.