Nasional

Kiai Ahsin Sakho: KH Ali Mustafa Ya’qub Ahli Qur’an yang Jadi Ahli Hadits

Sen, 20 Maret 2023 | 07:00 WIB

Kiai Ahsin Sakho: KH Ali Mustafa Ya’qub Ahli Qur’an yang Jadi Ahli Hadits

KH Ahsin Sakho Muhammad saat didaulat memberi taushiah pada Haul ke-7 KH Ali Mustafa Ya’qub, Pengasuh Pesantren Darus Sunnah Ciputat. (Foto: YouTube Pesantren Darus Sunnah)

Tangerang Selatan, NU Online
Tidak diketahui secara pasti alasan KH Ali Mustafa Ya’qub memilih untuk menekuni ilmu hadits hingga mendirikan Pesantren Darus Sunnah di Ciputat, Tangerang Selatan, yang berkonsentrasi kepada ilmu hadits. Sebab, pada saat studi magister di Makkah, almarhum justru menulis tesis berupa tahqiq terkait Ulumul Qur’an.


Kisah tersebut disampaikan KH Ahsin Sakho Muhammad dalam Haul ke-7 KH Ali Mustafa Ya’qub yang disiarkan langsung di kanal YouTube Pesantren Darus Sunnah, Sabtu (18/3/2023) malam.


Menurut Kiai Ahsin, dapat diduga jika Kiai Ali Mustafa memiliki satu peristiwa penting yang menjadikannya berbelok arah untuk menggeluti hadits.


“Atau barangkali beliau melihat bahwa mengkaji hadits nabawi ini sangat menarik karena hadits banyak berkaitan dengan persoalan masyarakat,” terang Pengasuh Pesantren Dar Al-Qur’an Arjawinangun, Cirebon, Jawa Barat ini.


Kiai Ahsin menambahkan bahwa ada banyak hadits yang sudah menyebar di kehidupan keagamaan masyarakat dan disinyalir bermasalah baik matan maupun sanad-nya. Sedangkan hadits tersebut sudah terlanjur diterapkan di tengah masyarakat.


Kiai berdarah Cirebon ini juga menyanjung sikap Kiai Ali Mustafa yang sangat bijaksana. Biasanya orang yang menggiatkan ilmu hadits gampang membid’ahkan orang lain dengan alasan tidak ada dalam haditsnya.


“Namun, beliau tidak. Hal ini mengingatkan pada pengalaman yang terjadi di India. Para ahli hadits sering mengolok-ngolok ulama fikih madzhab Hanafi,” jelas Kiai lulusan Fakultas Kulliyatul-Qur’an wa Dirasah Islamiyah dari Universitas Islam Madinah Arab Saudi ini.


Kiai Ahsin mengenang kedekatannya bersama Kiai Ali Mustafa Ya’qub ketika keduanya pernah bersama-sama diberi tugas menjadi Tim Revisi Terjemah dan Tafsir Al-Qur’an Departemen Agama bersama beberapa tokoh pada 2004-2007.


“Saat itu, saya menjadi ketua dan Kiai Ali Mustafa menjadi wakilnya. Beliau selalu memanggil saya kang. Bahkan, ketika bercerita tentang sambal favorit buatan istrinya,” terang mantan Rektor IIQ Jakarta ini diikuti senyum hangat para hadirin.


Energi Spiritual
Kiai Ahsin mengatakan, doa merupakan energi spiritual yang menjadi senjata para pendahulu. Tidak salah jika keberhasilan yang diraih seseorang tidak lain merupakan buah dari banyaknya untaian doa yang sudah dilangitkan sesepuhnya.


Hal tersebut dicontohkan langsung oleh Nabi Ibrahim setelah membangun Ka’bah seraya berdoa sebagaimana firman Allah dalam QS Al-Baqarah: 128-129.


“Diceritakan bahwa Nabi Ibrahim berdo’a supaya anak cucunya menjadi hamba yang ta’at dan juga menjadi rosul bagi umatnya kelak,” tutur penulis tahqiq (menulis dan meneliti kembali) kitab At-Taqrub wal-Bayan fi Ma’rifati Syawadzil-Qur’an karya Ash-Shafrawi ini.


Kiai Ahsin mengatakan bahwa doa yang diuntaikan Nabi Ibrahim pada 1800 SM itu dikabulkan oleh Allah setelah berabad-abad lamanya hingga lahirlah Nabi Muhammad dari keturunannya di abad ke-7 M.


“Ternyata doa itu menjadi energi yang luar biasa bagi kehidupan setelahnya. Maka dari itu, kita jangan sampai putus asa. Bisa jadi, harapan itu dirawat oleh Allah untuk bisa diberikan di saat yang lebih membutuhkan,” tandasnya.


Penulis buku Oase Al-Qur’an ini menambahkan, bisa jadi doa tersebut terkabul di kemudian hari atau bahkan terjadi di akhirat kelak.


“Itu karena janji Allah itu pasti sebagaimana firman Allah ud’uni astajib lakum (Berdoalah kepada-Ku niscaya Ku kabulkan).Juga firman Allah waidza sa’alaka ‘ibaadii ‘annii fainnii qariib. Ujiibu da’wata al-da’i idzaa da’aani,” ungkapnya.


Haul Kiai Ali Mustafa Ya’qub ini merupakan puncak dari rangkaian kegiatan sebelumnya, yaitu Webinar Nasional dan Bahtsul Masail bersama 40 pesantren se-DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat.


Kontributor: A Rachmi Fauziah
Editor: Musthofa Asrori