Nasional

Kiai Said Dorong Warga NU Mampu Jawab Tantangan di Era Digital

Sel, 26 Oktober 2021 | 03:00 WIB

Kiai Said Dorong Warga NU Mampu Jawab Tantangan di Era Digital

Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siroj. (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Said Aqil Siroj mendorong warga NU agar dapat beradaptasi menghadapi dan menjawab tantangan di era digitalisasi. Di era revolusi 4.0, ia mengatakan bahwa warga NU jangan sampai tertinggal oleh kemajuan zaman.


“Kita hidup di era revolusi industri 4.0, serba digital dan robotik. Jadi, tidak boleh ketinggalan,” katanya dalam kegiatan Filantropi Digital di Pesantren KHAS Kempek Kabupaten Cirebon, pada Senin (25/10).


Ia menjelaskan, di era Industri 1.0 perkembangan mekanisasi bermula dari era mesin yang saat itu masih berbasis tenaga air atau uap. Masuk ke Industri 2.0 ditandai dengan assembly line yang memungkinkan adanya produksi dalam jumlah besar, serta penggunaan tenaga listrik. 


Penggunaan komputerisasi menjadi ciri dimulainya Industri 3.0 yang berdampak pada teknologi otomatisasi. Bahkan, menurutnya, peran manusia dalam operasional mulai tergantikan oleh sistem komputerisasi. Industri 4.0 ditandai dengan lahirnya cyber physical system.


“Jadi, segalanya memakai remot. Dan dunia digital ini masih akan berlanjut lagi,” tegas Kiai Said.


Dengan mengutip ayat Al-Qur’an yang berbunyi wa yakhluqu mā lā ta’lamụn, Kiai Said menegaskan bahwa ilmu Allah sudah terlebih dahulu diturunkan ke dunia. Digambarkan bahwa saat ini tingkah laku dan amalan manusia sedang direkam untuk dimintai pertanggungjawabannya kelak di hari akhir.


“Ini sudah terbukti di hadapan kita. Nanti di akhirat itu lebih rinci dan detail lagi. Bahkan semua ucapan dan perilaku kita di dunia akan kita lihat di buku yang akan diterima nanti di akhirat,” terang kiai asal cirebon ini.


“Nanti di akhirat akan dibuka. Lebih canggih, detail, dan lebih utuh daripada digital yang ada di dunia,” sambungnya.


Bahkan, lanjut dia, orang-orang mujrimun mengaku keheranan atas kekuasaan Allah berupa buku catatan amal tersebut. Pasalnya di buku itu dari hal terkecil hingga besar, yang nampak dan tidak terlihat nantinya akan secara gamblang terlihat oleh seantero makhluk yang ada di dunia.


“Semua akan terungkap karena tersimpan rapi, tidak akan tertukar, tidak akan rusak, dan tidak akan terhapus,” jelas Pengasuh Pondok Pesantren Al-Tsaqafah Ciganjur Jakarta Selatan itu.


Kontributor: Syifa Arrahmah

Editor: Fathoni Ahmad