Nasional

Kiat Membangun Pola Hidup Sehat di Masa Pandemi

Rab, 28 Juli 2021 | 14:00 WIB

Kiat Membangun Pola Hidup Sehat di Masa Pandemi

Ilustrasi sehat.

Jakarta, NU Online 
Direktur utama RS Jiwa Marzoeki Mahdi dr Fidiansyah, mengatakan di tengah pandemi tantangan kesehatan jiwa merupakan suatu hal yang universal ketimbang dampak Covid-19 maka kekuatan yang harus dipegang oleh setiap orang adalah iman, imun, dan aman.


“Iman, imun, dan aman menjadi satu rangkaian yang harus disatupadukan, tidak bisa pasrah tanpa usaha oleh karena itu pelayanan kesehatan juga penting di masa pandemi,” ujar dr Fidi dalam webinar Strengthen Our Mind, Body, and Soul to Stay Healty and Happy During Pandemic, Selasa (27/7) yang diselenggarakan oleh Lembaga Penjamin Mutu dan Pengembangan Pendidikan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


Dokter Fidi juga berpesan agar masyarakat harus terbiasa dengan kehidupan di masa pandemi dan terus melakukan kegiatan yang menyehatkan. “Kita harus terbiasa menjalankan kebiasaan hidup yang dilakukan selama pandemi selain itu kita perlu cek kesehatan secara berkala, hindari merokok, olahraga dengan lari-lari kecil dan istirahat cukup,” pesannya.


Senada dengan itu, Dokter Spesialis Gizi Klinik Francisca A Tjakradidjaja menjelaskan, di tengah pandemi perlu menerapkan pola hidup yang cerdas supaya imunitas optimal.  “Jika imunitas rendah maka otomatis akan mudah sakit. Imunitas berlebihan juga tidak baik sebab bisa menimbulkan sakit seperti alergi,” jelasnya.


Pentingnya Gizi Seimbang 

Ia mengungkapkan bahwa salah satu modal utama kesehatan di masa pandemi, yakni dengan tetap mematuhi protokol kesehatan dan dibantu dengan pola hidup lainnya seperti menerapkan gizi seimbang.


Dijelaskan dr Francisca bahwa gizi seimbang harus memenuhi semua komposisi seperti adanya protein dan lemak, vitamin dan mineral yang keduanya merupakan sumber energi terutama untuk imunitas dan perang melawan virus. 


Pertama, konsumsi protein dan lemak. “Protein dan lemak merupakan sumber energi yang penting apalagi protein itu ibarat tentara-tentara dalam tubuh untuk melawan benda asing yang masuk,” kata Dosen Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatulah Jakarta itu.


Lemak juga tetap dibutuhkan untuk tubuh dan imun serta berpengaruh pada peradangan. Contohnya, lanjut dr Francisca, omega 3 yang sumbernya dari minyak ikan. “Ikan salmon mengandung omega 3 yang bisa membantu peradangan tetapi omega 3 juga bisa didapatkan dari ikan lele atau ikan kembung,” katanya.


Kedua, konsumsi vitamin dan mineral. “Vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh banyak didapatkan dari sayur, buah, daging dan ikan. Namun demikian, kita tetap butuh semuanya baik (protein, lemak, vitamin dan mineral) agar fungsi tubuh bisa berjalan optimal,” tandasnya.


Dokter Francisca juga menuturkan makan seimbang diperoleh dari makanan yang lengkap dan tidak berlebihan atau kekurangan. “Jika berlebihan akan menimbulkan obesitas dan jika kekurangan akan mengakibatkan kurang gizi dan komorbid (penyakit penyerta) Covid-19,” ungkapnya.


Ia mencontohkan penggunaan garam, minyak dan gula menurutnya sangat berpengaruh pada kesehatan. Dalam sehari maksimal konsumsi gula pasir 1 sendok saja hal itu juga berlaku untuk garam dengan takaran 1 sendok teh saja. Pasalnya, jumlah tersebut sangat berkaitan dengan kesehatan.


Untuk porsi makan, dikatakan dr Francisca, sebaiknya harus memahami takarannya. Misalnya, seperti makan daging ukurannya hanya setelapak tangan, karbohidrat satu genggam, dan minyak hanya satu sendok. 


“Jumlah sayuran dan nasi juga harus sama tidak boleh saling mendominasi harus diimbangi buah-buahan sebab buah dan sayur nilai gizinya baik,” tambahnya.


Kontributor: Suci Amaliyah
Editor: Syakir NF