Konbes NU 2020 Bahas Penundaan Muktamar Ke-34 NU

Jakarta, NU Online

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) siap menggelar Konferensi Besar NU pada Rabu (23/9) besok. Forum dua tahunan di tubuh Nahdlatul Ulama ini akan diiikuti oleh para kiai sepuh, jajaran pengurus harian PBNU, perwakilan pengurus wilayah provinsi dan lembaga-banom di bawah naungan PBNU.

 

Agenda utama dari kegiatan ini yakni penundaan Muktamar NU ke-34 yang seyogianya dilakukan Oktober tahun ini. 

“Hanya penundaan Muktamar dan perpanjangan kepengurusan dengan menyesuaikan waktu Muktamar,” kata Ketua Panitia Konbes NU, H Juri Ardiantoro saat dikonfirmasi NU Online, Selasa (21/9). 

Panitia memastikan semua persiapan telah matang dilakukan termasuk para pengurus NU yang akan menjadi peserta penuh. Dalam kegiatan ini, Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin dijadwalkan hadir dan membuka secara resmi. 

Juri menambahkan, kegiatan kali ini hanya Konferensi Besar; tidak dilaksanakan berbarengan dengan Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama.

Meski begitu, Konbes dan Munas tetap akan digelar seperti biasanya yakni sebelum penyelenggaraan Muktamar ke-34 NU dilaksanakan. Selanjutnya, hal yang juga berbeda dari penyelenggaraan Konbes tahun ini adalah kegiatan digelar secara daring.

Peserta Konbes NU tahun 2020 antara lain jajaran Mustasyar, A'wan, Syuriyah, Tanfidziyah dan kiai sepuh NU serta para perwakilan PWNU baik Syuriyah maupun Tanfidziyah. Tak lupa badan otonom (Banom) dan lembaga-lembaga di bawah naungan Nahdlatul Ulama yang juga menjadi peserta Konbes.   

"Peserta Konbes mengikuti dari tempat masing-masing. Pengurus PBNU dan Banom serta lembaga dari rumah atau kantor masing-masing. Sementara PW diharapkan dari kantor PW. Namun jika ada pengurus yang tidak bisa bergabung di kantor PWNU akan mengikuti dari rumah masing-masing," tutur Juri. 

Setiap peserta Konbes NU akan diberikan link ID sebelum kegiatan dimulai. Forum tertinggi NU setelah Muktamar dan Munas Alim Ulama ini dilangsungkan pukul 09.00 WIB, namun sebelum itu dilakukan pengajian dan tahlil dipimpin para kiai sepuh.    

 

Pewarta: Abdul Rahman Ahdori

Editor: Fathoni Ahmad