Nasional

Kriteria Pilih Pesantren menurut Gus Yusuf

Rab, 15 Desember 2021 | 11:45 WIB

Kriteria Pilih Pesantren menurut Gus Yusuf

Pengasuh Asrama Perguruan Islam (API) Pondok Pesantren Salafi Tegalrejo Magelang KH Muhammad Yusuf Chudlori menyampaikan kriteria pesantren yang layak dipilih orang tua untuk menitipkan anaknya.

Magelang, NU Online

Mengingat terdapat kasus yang terjadi di Rumah Tahfidz Bandung beberapa waktu lalu. Pengasuh Asrama Perguruan Islam (API) Pondok Pesantren Salafi Tegalrejo Magelang KH Muhammad Yusuf Chudlori mengatakan, perlunya orang tua berhati-hati dalam memilih pesantren dan lembaga pendidikan untuk putra-putrinya. Ia memaparkan ada beberapa kriteria pesantren yang harus diperhatikan oleh orang tua, sebelum menitipkan putra-putrinya.


Kriteria pesantren yang pertama, dilihat dari segi fisiknya, sebuah pesantren harus memiliki masjid, karena bangunan masjid adalah hal sentral untuk kegiatan ibadah para santri. Selanjutnya, perlu ada asrama dan bangunan madrasah untuk santri, dan yang terakhir di dalam lingkungan pesantren perlu adanya kediaman pengasuh atau kiai.


Kriteria yang kedua adalah dalam segi non-fisik. Sebuah pesantren harus memiliki aqidah yang tepat, yakni ahlussunnah wal jamaah an-Nahdliyah. Karena, menurutnya, saat ini banyak pesantren yang tidak nasionalis.


“Selanjutnya, sebuah pesantren harus memiliki pengasuh (atau) murabbi dengan sanad keilmuan yang baik. Jika sanad pengasuhnya sampai ke Rasulullah hingga malaikat Jibril, hal itu dapat mendatangkan keberkahan di dalam pesantren, sehingga Allah melindungi santri dan gurunya dan menjauhkan dari hal-hal yang tidak diinginkan,” terang Gus Yusuf saat mengisi siaran radio di kanal Youtube pribadinya,yang diakses Rabu (15/12/2021).


Ia menjelaskan kriteria utama yang harus dimilki pesantren adalah dari segi pendalaman ilmu keagamaan. Sebuah pesantren harus mengajarkan ilmu tauhid, ilmu aqidah, ilmu fiqih, ilmu nahwu sharaf untuk santrinya. Hal itu agar santri tidak hanya membaca dan menghafal Al-Quran saja, akan tetapi juga dapat mendalami dan membedah ayat Al-Qur’an.


“Pendalaman ilmu agama tersebut sangat perlu diajarkan oleh sebuah pesantrean, ilmu nahwu sharaf itu penting diajarkan agar santri tidak menafsirkan al-Qur’an secara sembarangan mengingat sahabat Rasul yaitu Abdurrahman bil muljam, karena dia memahami Al-Qur’an secara textbook saja. Jadinya dia tersesat. Pada akhirnya, dia membunuh Sayyidina Ali. Padahal Abdurrahman bil muljam itu juga hafal Al-Qur’an,” tandas Gus Yusuf.


Kriteria yang terakhir yang harus diperhatikan oleh orang tua dalam memilih pesantren adalah, usia dan kemasyhuran pesantren, terutama pesantren tersebut masyhur di kalangan NU, dan terdaftar di Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI-NU). 


Gus Yusuf menambahkan agar orang tua tidak terkecoh dengan tawaran gratis yang dilakukan oleh lembaga. Karena ada lembaga yang ikhlas ada pula yang tidak. Menurutnya, ada beberapa lembaga gratis yang tidak ikhlas, sehingga memanfaatkan santrinya untuk memperoleh dana dari pemerintah dan masyarakat, serta memperkerjakan santrinya dengan berkeliling membawa kotak amal.


“Jika menemukan pesantren yang gratis, silakan, tapi perlu diperhatikan kriteria-kriteria yang layak untuk putra-putrinya. Jangan sampai salah menitipkan ke lembaga atau pesantrean” imbuh Gus Yusuf.


Kontributor : Siti Maulida
Editor: Syakir NF