Nasional

Kritik Tim Bayangan Nadiem, JPPI: Buat Program Jangan Semena-mena

Rab, 28 September 2022 | 12:00 WIB

Kritik Tim Bayangan Nadiem, JPPI: Buat Program Jangan Semena-mena

Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) Ubaid Matraji. (Foto: Instagram Ubaid Matraji)

Jakarta,Ā NU OnlineĀ 
Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) Ubaid Matraji mengkritik pernyataan Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim soal keberadaan tim bayangan yang disebut vendor, berjumlah 400 orang. Ia menyebut bahwa langkah Nadiem arogan dan tidak transparan.


ā€œMengelola kekuasaan tidak boleh arogan begitu. Semua harus dilakukan secara transparan dan akuntabel. Punya tim lengkap kok malah bikin bayangan,ā€ ujar Ubaid, kepada NU Online, Rabu (28/9/2022).


Langkah Nadiem, menurutnya, tidaklah tepat sebab untuk membuat suatu program penyelenggaraannya harus terbuka, efektif, dan efisien, yang berimplikasi pada kemampuan pemerintah dalam mewujudkan good governance.Ā 


ā€œMembuat program itu tidak boleh semena-mena dan suka -suka tanpa dasar, semua harus partisipatif dan inklusif, juga harus ada pertanggungjawaban dampak ke depannya,ā€ tutur Ubaid.Ā 


Selain akan menimbulkan tanda tanya publik, lanjut Ubaid, keberadaan tim bayangan bila dilakukan secara sembunyi-sembunyi dapat membahayakan.Ā 


ā€œPublik jelas akan bertanya-tanya, SDM di Kemendikbud kan banyak yang sudah profesor dan doktor. Kenapa mesti pake tim bayangan segala. Ini jelas berbahaya, apalagi jika dilakukan secara sembunyi-sembunyi,ā€ jelasnya.Ā 


Soal tim bayangan, bermula saat Nadiem berbicara di United Nations Transforming Education Summit di markas PBB di New York, Amerika Serikat, beberapa waktu lalu. Ia menyampaikan tentang keberadaan tim di luar Kemendikbudristek berjumlah 400 orang, terdiri dari manajer produk, insinyur perangkat lunak, dan ilmuwan data.Ā 


ā€œKami sekarang memiliki 400 manajer produk, insinyur perangkat lunak, ilmuwan data yang bekerja sebagai tim yang melekat untuk kementerian," kata Menteri Nadiem, dikutip NU Online dari akun instagramnya.


Akan tetapi, saat rapat kerja dengan Komisi X DPR RI pada Senin, 26 September 2022, Nadiem meralat pernyataan soal tim bayangan dengan menyebut bahwa tim itu adalah vendor.


ā€œMungkin saya sedikit ada kesalahan dalam menggunakan kata shadow organization," tuturnya.


Maksud dia, tim tersebut adalah organisasi yang bersifat mirroring. "Mirroring itu artinya setiap dirjen yang menyediakan layanan itu bisa menggunakan tim, suatu tim permanen yang selalu bekerja sama," jelasnya.


Ia juga mengungkapkan bahwa 400 orang itu dari GovTech Edu yang dibayar dengan anggaran Kemendikbudristek. GovTech Edu merupakan mitra kerja yang bisa mendiskusikan banyak hal dengan pejabat-pejabat di Kemendikbudristek.


ā€œTim dari GovTech Edu pun bisa berkoordinasi dengan baik saat bekerja bersama direktorat-direktorat jenderal di Kemendikbudristek,ā€ terangnya.Ā 


Sejauh ini, tambah Nadiem, GovTech Edu turut berkontribusi dalam pembuatan produk teknologi seperti Merdeka Mengajar, ARKAS and SIPLah, Kampus Merdeka, Rapor Pendidikan dan Belajar.id.


Pewarta: Syifa Arrahmah
Editor: Syamsul Arifin