Nasional

Kunci Mendapat Lailatul Qadar Menurut Gus Baha

Sen, 1 April 2024 | 12:00 WIB

Kunci Mendapat Lailatul Qadar Menurut Gus Baha

Rais Syuriyah PBNU, KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha. (Foto: dok istimewa)

Jakarta, NU Online

Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha mengungkapkan bahwa umat Islam punya potensi cukup besar untuk menggapai Lailatul Qadar di bulan Ramadhan. Yang dibutuhkan adalah sikap istiqomah dalam melaksanakan puasa, berjamaah shalat Isya dan shalat sunnah Tarawih.


"Asal puasa, asal selalu berjamaah shalat Isya, shalat Tarawih itu dapat Lailatul Qadar," kata Gus Baha lewat Youtube Santri Gayeng, diakses NU Online, Senin (1/4/2024).


Gus Baha menegaskan, kepastian akan mendapati Lailatul Qadar tidak selalu diukur dari tanda-tandanya sebagaimana yang sudah familiar di kalangan masyarakat, seperti pancaran sinar matahari tidak terik di siang hari. Orang yang tidak melihat dan merasakan tanda-tanda datangnya Lailatul Qadar, bukan berarti tidak bisa menemui Lailatul Qadar. 


"Tidak perlu membayangkan dan menandai siangnya matahari tidak terik. Aneh-aneh saja. Cuma alamatnya atau tanda-tandanya seperti itu. Lha terhadap alamat itu tidak perlu tahu. Malah kok kalian cari," jelas Gus Baha.


Dalam hadits Nabi Muhammad dijelaskan bahwa setiap orang Islam yang melaksanakan puasa Ramadhan karena iman kepada Allah dan mengharapkan pahala hanya dari-Nya, maka ia akan mendapatkan Lailatul Qadar. Menurut Gus Baha hadits ini yang mestinya menjadi patokan, bukan sibuk mencari tanda-tandanya. 


"Wong Nabi Muhammad dawuh tidak demikian. Yang penting, man shoma ramadhana imanan wahtisaban, ya dapat Lailatul Qadar," ungkapnya.


Hadits tersebut secara tidak langsung ingin memberi tahu bahwa barang siapa yang pada saat malam Lailatul Qadar pergi melaksanakan shalat sunnah Tarawih, tidak punya rasa dengki, hatinya tulus semata ingin mencari ridha Allah swt, maka ia akan dapat Lailatul Qadar. 


Lebih mudah lagi bila mengacu pada pernyataan Sayyidina Utsman. Salah satu khalifah atau Amirul Mukminin itu mengatakan, bahwa orang yang melaksanakan shalat Isya berjamaah, setara dengan shalat sunnah sepanjang malam.


"Tidak perlu shalat Tahajud tidak perlu shalat Witir. Pahalanya setara dengan itu semua. Tidak perlu kebanyakan shalat. Biasa saja. Justru dengan bersikap biasa itu meyakini akan ampunan Allah swt," terangnya.


Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an LP3IA, Rembang, Jawa Tengah itu juga menerangkan, banyak ulama yang meyakini bahwa Lailatul Qadar pasti didapati oleh setiap Muslim yang berpuasa, tidak fasik, dan selalu berjamaah shalat Isya. 


"Orang yang memiliki kebiasaan seperti itu, maka ia dianggap mendapatkan Lailatul Qadar," jelas Gus Baha.