Nasional

Kunci Sukses Parenting Profesor Quraish Shihab: Tidak Memaksa

Kam, 7 September 2023 | 13:00 WIB

Kunci Sukses Parenting Profesor Quraish Shihab: Tidak Memaksa

Prof Quraish Shihab mengatakan kunci kesuksesan dalam mendidik anak adalah tidak memaksa, sebab anak berhak menentukan kehendak dan jalan hidupnya. (Foto: Tangkapan layar Youtube Daniel Mananta Network)

Jakarta, NU Online
Keberhasilan Profesor Muhammad Quraish Shihab mendidik anak-anaknya menjadi dambaan banyak orang tua. Kita mungkin bertanya-tanya bagaimana kunci sukses parenting ala Prof Quraish dalam membesarkan anak-anaknya sehingga mereka semua tumbuh cerdas dan sukses di bidang masing- masing?


Prof Quraish dalam tayangan video Perjalanan Kehidupan Abi Quraish Shihab mengatakan, kunci kesuksesan dalam mendidik anak adalah dengan tidak memaksa. Ia berpandangan bahwa anak memiliki hak dalam menentukan kehendak dan jalan hidupnya.  


"Ada orang-orang yang belajar itu dipaksa oleh orang tuanya, dipaksa memilih jurusan tertentu karena pilihan orang tuanya, keluarga saya tidak pernah menggunakan cara itu," kata Prof Quraish, dikutip NU Online, Kamis (7/9/2023).

 

Cendekiawan Muslim Indonesia itu pun menjelaskan bahwa orang tua–baik ayah maupun ibu–berkewajiban mendidik, melindungi dan memberi keteladanan kepada anaknya.

 

"Kita berprinsip bahwa orang tua itu tugasnya hanya mengarahkan bakat anak karena semua ilmu itu baik," jelasnya. 

 

Ia lantas mengisahkan pola asuh yang diterapkan orang tuanya, yakni tidak membebani anak melebihi kemampuanya. Tujuannya adalah membentuk ikatan kuat antara orang tua dan anak layaknya sebuah persahabatan. 

 

"Orang tua harus bisa menjadi sahabat bagi anak-anaknya. Itu membuat anak tidak segan untuk menceritakan setiap pengalamannya bahkan rahasia paling dalam sekalipun," tutur mufasir jebolan Universitas Al Azhar, Kairo itu. 

 

Menurutnya dengan memosisikan diri sebagai sahabat kepada anak, orang tua secara tidak langsung dilatih untuk menjadi pendengar yang baik sekaligus teman diskusi yang menyenangkan.

 

"Ketika anak merasa dekat dengan orang tuanya dia tidak akan lagi membagikan cerita kepada temannya, yang bisa jadi tidak mengerti persoalannya. Itu juga yang menjadikan orang tua harus pandai-pandai mendengar anaknya," ucap penulis buku Untaian Permata Buat Anakku itu. 

Lebih lanjut, ia menegaskan untuk tidak membentak atau menghukum anak-anak ketika mereka berbuat salah. Alih-alih membentak Prof Quraish lebih menyarankan orang tua untuk bersikap lembut dan mendoakannya. 

 


"Jangan pernah sesekali membentak anak-anak kita. Jika dia berbuat salah jangan memaki anak, tapi doakanlah," tegas ayah dari jurnalis Najwa Shihab itu. 


Ia mengungkapkan bahwa hal itu menjadi amalan yang sering dilakukan oleh orang tuanya ketika ia dan saudara-saudaranya berbuat khilaf. 

 

"Saya selalu ingat orang tua saya ketika anak-anaknya berbuat salah, mereka selalu berdoa Allah yahdi (semoga Allah memberi kamu petunjuk kepada yang benar)," ungkap penulis Tafsir Al Misbah itu. 


Ia yakin di saat rasa marah atau kecewa diganti dengan doa maka jalinan cinta antara orang tua dan anak tidak akan putus, begitupun jalinan dengan Tuhan. Sebab, kalimat (doa) ini menjadi penyeimbang yang menunjukkan kasih sayang orang tua kepada anaknya.


"Orang tua saya selalu berkata kepada anak-anaknya, kalau kamu merasa disakiti oleh perbuatan saya, sesungguhnya saya lebih sakit dari pada kamu. Itu kan (tanda) cinta," ucap Prof Quraish. 


"Jadi, kalau seandainya ada sikap orang tua yang menyakiti anaknya, rasa sakit itu diimbangi oleh rasa sayang yang diberikan oleh orang tua lewat doa itu," tandasnya.