Nasional

Kuota Normal Haji 2023: Kabar Baik tapi Penuh Risiko

Kam, 13 April 2023 | 08:30 WIB

Kuota Normal Haji 2023: Kabar Baik tapi Penuh Risiko

Ilustrasi jamaah haji.

Jakarta, NU Online
Pemerintah Arab Saudi memberikan kuota bagi Indonesia sebanyak 221 ribu jamaah pada musim haji tahun 1444 H/2023 yang terdiri atas 203.320 kuota haji reguler dan 17.680 kuota haji khusus. Artinya, kuota kali ini kembali kepada jumlah normal seperti tahun 2017-2019.


Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menilai kuota tersebut patut disyukuri setelah tahun 2022 ada pengurangan kuota menjadi 100.051 dan pembatasan usia jamaah haji, yaitu maksimal 65 tahun sebagai dampak dari pandemi Covid-19.


“Ini merupakan berita baik terutama bagi jamaah haji yang berusia di atas 65 tahun yang telah melunasi tapi tertunda keberangkatannya,” kata Budi sebagaimana dibacakan Kepala Pusat Kesehatan Haji Liliek Marhaendro Susilo dalam acara Bimbingan Teknis Terintegrasi dengan Kementerian Kesehatan PPIH Arab Saudi, Rabu (12/4/2023) malam, di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta.


Hanya saja, peningkatan kuota bukan tanpa risiko. Jamaah haji di atas 65 tahun yang tertunda keberangkatannya selama tiga tahun akibat pandemi sekarang menumpuk di tahun ini dan mencapai 67 ribu jamaah lansia atau sekitar 30 persen dari total keseluruhan kuota.


Jamaah haji lansia memerlukan pelayanan khusus lantaran ada peningkatan risiko terkena penyakit kronis, seperti diabetes, hipertensi, penyakit jantung, dan lainnya.


Karena itu, Kementerian Kesehatan telah menyiapkan sejumlah langkah, di antaranya mengintensifkan pemeriksaan kesehatan jamaah haji, mempercepat cakupan vaksinasi Covid-19 dan Meningitis, menyiapkan gelang penanda bagi jamaah lansia, serta peningkatan kapasitas petugas kesehatan.


“Peningkatan jumlah jamaah lansia ini merupakan tantangan bagi kita semua untuk memberikan pelayanan terbaik bagi jamaah,” ujar Budi dalam naskah tertulis.


Peta Kondisi Kesehatan Jamaah
Pusat Kesehatan Haji Kemenkes menyebut sebagian besar penyakit jamaah haji merupakan faktor risiko serangan jantung, stroke, dan pneumonia. Data ini disimpulkan berdasarkan jenis penyakit yang diderita selama musim haji 2018-2022.


Selama periode itu pula mayoritas jamaah haji terdeteksi memiliki kadar lipid atau lemak dalam darah yang tidak normal (dislipidemia), disusul masalah hipertensi esensial, kemudian persoalan diabetes melitus dan kardiomegali (pembesaran jantung).


Situasi ini semakin runyam ketika demografi haji tahun ini menunjukkan angka jamaah lansia yang lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya. Apalagi, Tanah Suci tahun ini dipastikan lebih padat massa seiring pemberian kuota penuh dari pemerintah Arab Saudi kepada negara-negara lain di dunia.


Tingkat kematian jamaah haji Indonesia mencapai 2,07 per mil sepanjang 2010-2022. Angka ini lebih tinggi dibanding dari mortalitas rata-rata jamaah haji dari negara-negara lain seperti India, Pakistan, dan Bangladesh.


Saat ini, pemerintah sedang terus melakukan mitigasi. Melalui jargon Haji Ramah Lansia tahun ini, seluruh petugas haji yang berjumlah 4.200 orang diimbau untuk memprioritaskan layanan kepada jamaah lansia, difabel, atau jemaah rentan lainnya.


Kemenkes dan Kemenag juga membentuk Panitia Penyelenggaraan Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Bidang Kesehatan yang terbagi dalam sejumlah tim, antara lain Tim Promosi Kesehatan, Tim Kegawatdaruratan Medis Sektor, Tim Kuratif dan Rehabilitatif, Tim Obat dan Perbekalan Kesehatan, Tim Sanitasi dan Pengawasan Makanan, Tim Surveilans, Tim Siskohatkes, dan Tenaga Pendukung Kesehatan.


Pewarta: Mahbib Khoiron
Editor: Musthofa Asrori