Nasional

Kurban Dekatkan Muslim pada Allah dan Putar Roda Ekonomi, Ini Buktinya

Ahad, 17 Juli 2022 | 21:00 WIB

Kurban Dekatkan Muslim pada Allah dan Putar Roda Ekonomi, Ini Buktinya

Sapi di Lembu Karya Farm Cihonje Gumelar. (Foto: Istimewa)

Jakarta, NU Online
Hikmah teragung dari ibadah kurban adalah mengingat Allah. Dengan kata lain melalui ibadah kurban seorang Muslim sedang ber-taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah.


Ketua Lembaga Bahstul Masail Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LBM PBNU) KH Mahbub Maafi mengatakan hal itu saat mengisi khutbah Jumat di Gedung PBNU Kramat Raya Jakarta Pusat, Jumat (15/7/2022).

Namun, kata dia, kurban bukan hanya memiliki dimensi ibadah. Kurban pada dasarnya mengandung dimensi ekonomi. Sebab, pada pelaksanaan ibadah kurban harus dipahami sebagaimana ditegaskan oleh para ulama bahwa ada persyaratan-persyaratan yang mesti dipenuhi terkait dengan hewan kurban.  


Salah satunya adalah usia hewan kurban. Untuk domba minimal satu tahun, untuk sapi minimal dua tahun. Untuk mencari sapi atau domba yang kemudian sampai pada umur seperti itu maka diperlukan proses.


"Apa itu proses? Mulai dari pembibitan peternakannya sampai memberi makanannya. Maka pada dasarnya di dalam ibadah kurban terdapat rantai ekonomi mulai dari pembibitan mulai dari pihak yang mencari makanan, mulai dari yang merawat, dan sebagainya. Itu memerlukan tenaga-tenaga manusia di mana hal ini akan selalu bergerak," papar Kiai Mahbub.


Dengan adanya ibadah kurban, lanjutnya, sebenarnya bisa didayagunakan untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat atau memutar roda ekonomi.


"Karena orang tidak mungkin tiba-tiba berkurban membeli kambing yang baru lahir, tetapi itu mesti perlu perawatan, perlu makanan, perlu dikelola, perlu dipelihara kesehatan. Itu membutuhkan sumber daya manusia yang pada akhirnya bisa memutar roda perekonomian sebuah masyarakat," tegasnya.


Miliaran rupiah terserap lewat ibadah kurban
Mengamini pernyataan tersebut, sebelumnya contoh nyata terlihat dari data hewan kurban di Kecamatan Pundong, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.


Pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Pundong, Supardi, mengemukakan bahwa dari data hewan kurban yang telah dihimpun LAZISNU Pundong bersama PRNU Panjangrejo, Srihardono, dan Seloharjo, ditaksir perputaran ekonominya lebih dari 2,6 miliar rupiah.


Angka ini berdasarkan serapan dana untuk pembelian hewan kurban yang berjumlah 91 ekor sapi dan 138 ekor kambing yang dikurbankan kalangan Nahdliyin di wilayah Pundong. Selengkapnya bisa diklik di tautan ini.


"Jika dilihat dari pasaran harga, umumnya satu sapi kurban tahun ini berkisar 20-28 juta rupiah. Anggap saja rata-rata 25 juta per satu ekor sapi dan rentang harga kambing antara 2 hingga 4,5 juta, anggap 3 juta per kambing. Maka sejumlah Rp2.689.000.000 nilai hewan kurban yang disembelih oleh jamaah Nahdliyin Pundong pada Idul Adha 1443 Hijriah," terang Supardi.


Sementara itu Anton Sauji, pengusaha muda di bidang peternakan hewan di Desa Cihonje, Kecamatan Gumelar, Banyumas, Jawa Tengah mengatakan, pada Idul Adha tahun ini dirinya berhasil menjual 132 ekor sapi dan 84 ekor kambing.


"Nilainya mencapai sekitar 2,9 miliar rupiah," kata Anton Sauji dihubungi dari Jakarta, Ahad (17/7/2022).


Tidak hanya dari kandang yang ia kelola dengan bendera Lembu Karya Farm, hewan-hewan itu ia peroleh juga dari para peternak di desanya. "Ada 40 peternak yang membantu pasokan hewan kurban kali ini," imbuh Anton yang ASN guru.


Lembu Karya Farm ia dirikan pada 2016 berawal dengan memelihara delapan ekor sapi. Kini setiap tahun berhasil menjual ratusan ekor sapi dan kambing. "Tahun ini kami kirim (hewan kurban) ke Jakarta, Indramayu dan beberapa kabupaten lain selain untuk wilayah Banyumas sendiri," tuturnya.


Di Lembu Karya Farm, hewan-hewan itu ia pelihara dan rawat dengan melibatkan tujuh karyawan. Tiga orang bertugas merawat kandang, empat lainnya bertugas mengumpulkan pakan rumput.


Pewarta: Kendi Setiawan
Editor: Muhammad Faizin