Nasional

Langkah Awal Irham Saifuddin sebagai Presiden Sarbumusi NU: Mengembalikan Khittah Kejayaan Organisasi

Rab, 28 September 2022 | 14:00 WIB

Langkah Awal Irham Saifuddin sebagai Presiden Sarbumusi NU: Mengembalikan Khittah Kejayaan Organisasi

Presiden Konfederasi Sarbumusi NU, Irham Ali Saifuddin. (Foto: dok. istimewa)

Jakarta, NU Online

Irham Ali Saifuddin terpilih secara aklamasi sebagai Presiden Konfederasi Sarikat Buruh Muslimin Indonesia (Sarbumusi) pada Kongres ke-6 di Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (27/9/2022) malam. Terpilihnya Irham tepat pada Harlah ke-67 badan otonom NU yang beranggotakan pekerja, buruh, dan karyawan itu.


Irham mengaku didorong oleh banyak pengurus daerah untuk memimpin Sarbumusi. Mereka menaruh harapan di pundak Irham untuk mengembalikan kejayaan Sarbumusi sebagaimana di masa-masa awal kelahirannya (khittah).


“Kalau saya coba dengar aspirasi di daerah ketika mendorong saya maju di Kongres Sarbumusi ini mereka ingin mengembalikan kejayaan Sarbumusi seperti awal berdirinya,” ujar pria asal Garut, Jawa Barat itu.


Dalam perkembangannya, lanjut Irham, pemberlakuan asas tunggal dan penyeragaman organisasi. perburuhan membuat Sarbumusi sempat vakum di masa Orde Baru. Kemudian Sarbumusi lahir kembali di era Reformasi.

 

“Kita sempat vakum dan lahir lagi pascareformasi,” katanya sebagaimana disampaikan dalam wawancara bersama TVNU usai terpilih.


Irham menegaskan, bahwa Sarbumusi merupakan organisasi di bawah naungan NU, sebuah organisasi terbesar di Indonesia. Tak pelak, harapan anggota Sarbumusi adalah kepemimpinan Irham membawa kebesaran pada Sarbumusi. Bukan hanya dalam anggota, tetapi juga memperjuangkan keadilan bagi perburuhan.


“Harapan sahabat-sahabat di bawah adalah besar. Bukan hanya masalah besarnya, tetapi yang tidak kalah penting adalah bisa memperjuangkan kelas pekerja, utamanya warga Nahdliyin yang menjadi kelas pekerja,” ujarnya.


Di samping itu, harapan lainnya yang diletakkan di pundak Irham adalah Sarbumusi yang lebih inklusif. “Ada harapan Sarbumusi ke depan bisa lebih inklusif. Bukan saja untuk para warga NU, tetapi juga bisa menjadi rumah bersama bagi kelas buruh di Indonesia,” ujarnya.


Oleh karena itu, langkah awal Irham untuk memenuhi harapan tersebut adalah memfokuskan konsolidasi internal dengan merekrut banyak anggota. “Saya berencana di tahun-tahun awal akan fokus pada langkah konsolidatif. Kita ingin sebesar mungkin merekrut anggota, melakukan penataan hingga tingkat bawah, kerja sama dan minta dukungan dari PBNU dan pengurus NU di bawahnya untuk bisa membuat support system bagi Sarbumisi,” katanya.


Di samping itu, langkah lain yang bakal dilakukan adalah bekerja sama dengan seluruh badan otonom dan lembaga di NU. “Misalnya buruh atau pekerja perempuan bekerja sama dengan Fatayat Muslimat. Buruh laki-laki dengan Ansor. Pekerja muda bisa kerja sama dengan IPNU IPPNU,” katanya.


Selain dengan internal NU, Irham juga melangkah ke lembaga-lembaga di luar NU dengan menjalin sinergi untuk mendukung dunia lebih produktif, harmonis, dan membawa kemaslahatan bagi semua.


“NU pemilik saham negara ini dan punya saham ikut memperjuangkan mempertahankan negara ini. Sesuai dengan ideologinya yang moderat, kita akan terjemahkan ke dunia kerja. Kita akan berserikat untuk mendukung dunia kerja yang lebih produktif, harmonis, dan tentu bisa membawa kemaslahatan bagi semua. Terakhir untuk kemajuan Indonesia,” katanya.


Irham juga mengajak para pekerja, karyawan, dan buruh untuk bergabung dengan Sarbumusi. “Sarbumusi bukan hanya untuk warga NU, tetapi untuk semua. Bahkan di dalam beberapa perjalanan kita, banyak juga warga non-Muslim bergabung dengan Sarbumusi. Kita inklusif dan moderat,” katanya.


Ia juga meminta kepada pemerintah dan pengusaha agar dapat menerima Sarbumusi sebagai serikat buruh. “Kita berharap bisa menerima Sarbumusi karena ini organisasi yang di tengah-tengah. Kita tetap kritis tetapi konstruktif sehingga bisa bersama-sama membangun kesejahteraan umat ekonomi bangsa,” pungkasnya.


Pewarta: Syakir NF

Editor: Fathoni Ahmad