Nasional

LAZISNU Potong Hewan Kurban di RPH untuk Hindari Pencemaran Lingkungan

Jum, 30 Juni 2023 | 21:00 WIB

LAZISNU Potong Hewan Kurban di RPH untuk Hindari Pencemaran Lingkungan

Sapi kurban Presiden Jokowi sesaat sebelum dilakukan pemotongan oleh LAZISNU PBNU di RPH Perumda Dharma Jaya, Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur. (Foto: LAZISNU/Zahra)

Jakarta, NU Online


Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mulai pada Idul Adha tahun ini memutuskan untuk tidak lagi melakukan pemotongan hewan kurban di kantor yang dekat dengan permukiman warga.


Biasanya, dari tahun ke tahun, lembaga filantropi NU itu memotong hewan kurbannya di halaman Kantor PBNU Jalan Kramat Raya 164, Senen, dan Kantor Pusat LAZISNU di Jalan Dempo, Pegangsaan, Menteng, Jakarta Pusat. 


Namun pada tahun ini, LAZISNU melakukan pemotongan hewan kurban di Rumah Potong Hewan (RPH) Perumda Dharma Jaya, Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur. 


Salah satu alasan melakukan pemotongan hewan kurban di RPH adalah agar lebih praktis sekaligus tidak mencemari lingkungan warga sekitar kantor. Sebab saluran air atau drainase yang yang tak mendukung akan membuat bau darah dan kotoran sapi atau kambing mengendap sampai berminggu-minggu apabila pemotongan hewan kurban dilakukan di kantor. 


Sekretaris LAZISNU PBNU H Moesafa mengatakan, pihaknya telah melakukan pemotongan hewan kurban di RPH Perumda Dharma Jaya selama dua hari, pada Kamis (29/6/2023) dan Jumat (30/6/2023) hari ini. 


Sapi kurban atas nama Presiden RI Joko Widodo dan Kepala Densus 88 Marthinus Hukom dipotong kemarin, sedangkan pada hari ini LAZISNU memotong sapi kurban dari Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin dan kambing dari Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH).


Kepada NU Online, Moesafa mengatakan, seluruh hewan kurban yang disalurkan melalui LAZISNU diserahterimakan di Gedung PBNU, lalu langsung dibawa dan dipelihara di RPH Perumda Dharma Jaya sejak Senin, 26 Juni 2023. Biaya pemeliharaan hewan di RPH adalah Rp200 ribu per hari.


Lalu saat tiba hari H pemotongan, LAZISNU hanya tinggal membawa ratusan besek bambu untuk mengemas daging hewan kurban, sehingga siap didistribusikan. Dari pemotongan hingga selesai mengemas daging sebanyak 1 kilogram dalam setiap besek memakan waktu hanya sekitar 3 jam. 


Selain ditangani oleh para pejagal profesional, kata Moesafa, pemotongan hewan kurban di RPH sangat dianjurkan karena memiliki sistem saluran air yang baik, sehingga tak mengganggu penciuman warga sekitar. 


"Teknis penyembelihan di Jakarta, kami banyak belajar dan mengevaluasi pelaksanaan-pelaksanaan sebelumnya yang itu dilakukan di tempat terbuka. Pada tahun ini kita putuskan, semua pelaksanaan penyembelihan hewan kurban sampai dengan distribusi kita lakukan di RPH," kata Moesafa. 


"Kalau kita lakukan (pemotongan hewan kurban) di perkampungan, yang paling tidak mendukung adalah drainase atau saluran limbah. Untuk itu, tahun ini kita putuskan semua dilakukan di RPH. Selesai dalam kondisi packing, baru kemudian kita distribusi ke titik-titik tujuan," kata Moesafa. 


Kepada para pekurban, Moesafa mengucapkan terima kasih karena telah menyalurkan dan mempercayakan hewan kurbannya ke LAZISNU PBNU.  


"Doa kami, senantiasa mengiringi para mudlahhi (pekurban) untuk mendapatkan kebaikan, keselamatan, dan keberkahan dari Allah," kata Moesafa.


Kepada para penerima, lanjutnya, meski mungkin saja daging yang diberikan kurang banyak, tetapi percayalah bahwa daging kurban itu merupakan bentuk dan wujud dari rasa solidaritas antarsesama.


"Sekalipun ini nanti barangkali tidak banyak, yang bisa kami sampaikan, distribusikan, tetapi ini bagian dari bentuk solidaritas dan upaya kebersamaan para mudlahhi dan kami kepada penerima hewan kurban yang kami distribusikan," pungkasnya.


Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Syakir NF