Nasional

LBH Ansor Diharapkan Jadi Penolong Masyarakat Perdesaan 

Sab, 27 Februari 2021 | 07:15 WIB

LBH Ansor Diharapkan Jadi Penolong Masyarakat Perdesaan 

Waketum Ansor Aam Khoirul Amri. (Foto: Juhdiver Gesang)

Jakarta, NU Online
Wakil Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Aam Khoirul Amri berharap, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Ansor dapat senantiasa memberikan pertolongan kepada masyarakat di perdesaan.

 

“Sesuai dengan nama Ansor yang artinya penolong maka harus menolong dengan seikhlas mungkin. Kalaupun (masyarakat yang ditolong) tidak bisa memberikan apa-apa kepada LBH Ansor, insyaallah Tuhan yang akan memberikannya,” ungkap Aam, dalam pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) LBH Ansor di Quest Hotel Simpang Lima Semarang, Jawa Tengah, pada Jumat (26/2). 

 

“Saya yakin pula Tuhan punya tangan-tangan yang sangat jernih, punya kasih sayang. Saya yakin masyarakat di perdesaan, petani-petani, dan rakyat yang membutuhkan perlindungan pasti akan merasakan hasil jerih payah kita,” imbuh Aam saat sambutan di acara pembukaan Rakernas LBH Ansor 2021 yang disiarkan langsung melalui halaman facebook Gerakan Pemuda Ansor.  

 

Aam memberikan apresiasi atas terselenggaranya Rakernas LBH Ansor yang dilangsungkan selama tiga hari, hingga Ahad (28/2). Dalam Rakernas 2021 ini, LBH Ansor telah mampu menjalin kerja sama dengan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK). Kedua pihak kemudian menandatangani nota kesepakatan (MoU) pendirian Rumah Tenang. 

 

Ia juga meminta kepada LBH Ansor untuk terus membangun kohesivitas, baik secara internal di lingkungan Nahdliyin maupun eksternal seperti melakukan kerja sama dengan LPSK. Hal ini menurutnya, menjadi buah nyata atas segala yang dilakukan GP Ansor selama ini. 

 

Lebih jauh Aam menjelaskan, selama ini GP Ansor selalu melakukan pemberdayaan keagamaan untuk masyarakat. Namun sekarang sudah lebih jauh melangkah yakni dengan menggeluti persoalan hukum yang dilakukan oleh LBH Ansor. 

 

“Ini adalah sebuah keniscayaan kenapa harus bisa dilakukan. Dari sekian ratus juta, banyak survey mengatakan bahwa hampir 60 persen adalah warga Nahdliyin. Itu artinya kalau ada sepuluh orang berperkara, insyaallah lima sampai enam orang itu adalah Nahdliyin,” jelasnya.

 

Selain itu, ia berasumsi bahwa semangat LBH Ansor yang menjadi tema Rakernas 2021 yakni ‘Tegakkan yang Adil untuk Semua’ tersirat di dalam hadits Nabi. Aam kemudian menjelaskan bahwa terdapat empat fondasi untuk membangun sebuah negara atau institusi. 

 

Pertama, pemimpin yang adil. Kedua, masyarakat atau rakyat yang memiliki ilmu dan bijaksana. Ketiga, orang kaya yang dermawan. Keempat, orang miskin yang masih mau berdoa. Aam meyakini bahwa LBH Ansor berdiri pada poin kedua. 

 

“Dengan ilmu dan kebijaksanaan itu, LBH Ansor dengan keilmuan hukumnya akan diberikan kepada masyarakat yang membutuhkan perlindungan. Mari kita bangun GP Ansor lewat LBH-nya untuk selalu bisa memberikan pendampingan kepada masyarakat yang membutuhkan,” katanya.

 

“Semoga dari Rakernas ini bisa menghasilkan berbagai rumusan yang tidak hanya bisa dirasakan oleh GP Ansor, tetapi juga menjadi penting untuk pembangunan Indonesia ke depan,” harap Aam.

 

Sebelumnya, Ketua PP LBH Ansor H Abdul Qodir menyampaikan bahwa Rakernas 2021 ini terdapat tiga agenda utama. Pertama, pembentukan program Rumah Tenang yang kemudian dilakukan penandatanganan nota kesepakatan (MoU) antara LBH Ansor dan LPSK.

 

“Penyelenggaraan Rumah Tenang, terkait perlindungan bagi human right defender (pembela hak asasi manusia). Selanjutnya akan dilangsungkan pelatihan SOP Rumah Tenang LBH Ansor. Kami sudah ada SOP-nya,” ungkap Qodir.
 

Agenda utama yang kedua adalah persiapan untuk menyambut verifikasi dan akreditasi Organisasi Bantuan Hukum (OBH) 2021. Melalui berbagai pembekalan yang dilakukan pada Rakernas ini, Qodir berharap dapat membantuk seluruh kantor LBH Ansor di Indonesia menjadi siap menjalani proses verifikasi dan akreditasi itu.

 

“Ketiga, agenda kita adalah melakukan konsolidasi organisasi LBH Ansor se-Indonesia. Dalam Rakernas ini akan ada sosialisasi mengenai peraturan organisasi (PO) LBH Ansor yang telah disahkan dalam Konferensi Besar GP Ansor di Minahasa, pada akhir 2020 lalu,” jelas Qodir.

 

“Kemudian akan kita bahas juga mengenai standar mutu layanan LBH Ansor. Termasuk SOP penerimaan klien dan penanganan perkara,” imbuhnya.

 

Di samping itu, Rakernas LBH Ansor 2021 ini juga akan dijadikan sebagai ruang untuk mendiskusikan berbagai perkembangan hukum yang aktual dan kontemporer. Qodir menyebut, forum ini serupa dengan bahtsul masail di lingkungan Nahdlatul Ulama. 

 

Untuk diketahui, agenda Rakernas LBH Ansor ini dihadiri pula oleh LPSK Hasto Atmojo Suroyo beserta beberapa jajarannya, Dewan Pembina dan Penasihat PP LBH Ansor, Ketua PW GP Ansor Jawa Tengah Sholahuddin Aly, Perwakilan Universitas dan Dekan Fakultas Hukum se-Jawa Tengah, dan peserta Rakernas 2021 dari 70 LBH Ansor di seluruh Indonesia yang mengikuti acara secara daring dan luring.

 

Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Kendi Setiawan