Nasional

Lembaga Perekonomian NU Sebut Kenaikan Harga BBM Pengaruhi Stabilitas Daya Beli Masyarakat

Sen, 29 Agustus 2022 | 16:15 WIB

Lembaga Perekonomian NU Sebut Kenaikan Harga BBM Pengaruhi Stabilitas Daya Beli Masyarakat

Lembaga Perekonomian NU Sebut Kenaikan Harga BBM Pengaruhi Stabilitas Daya Beli Masyarakat. (foto: pertamina.com)

Jakarta, NU Online
Pemerintah berencana melakukan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) dengan menaikkan harga dalam waktu dekat. Kebijakan tersebut menyusul bengkaknya beban anggaran subsidi dan kompensasi energi di tahun 2022 yang mencapai Rp 502 Triliun.

 

Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU) Amrullah Hakim, menyebut kenaikan harga BBM berimbas pada multisektor kehidupan rakyat.

 

Ia menjelaskan bahwa kenaikan harga energi secara langsung berdampak pada kenaikan semua biaya produksi di berbagai komoditas. Kenaikan harga tersebut bakal mempengaruhi daya beli masyarakat.

 

“Ikut naik karena ongkos transportasi bahan-bahan baku yang menjadikan barang tersebut menjadi naik. Barang itu pun ketika jadi, berpindah lokasinya membutuhkan faktor transportasi, yang besar biayanya langsung terdampak dengan harga BBM,” katanya kepada NU Online, Senin (29/8/2022).

 

Lebih lanjut, kenaikan beban produksi sebab melonjaknya harga energi menyebabkan prosentase kenaikan harga komoditas lain kerap kali lebih tinggi daripada kenaikan BBM.

 

“Agregat atau kumpulan biaya ini yang menyebabkan prosentase kenaikan yang melebihi kenaikan BBM itu sendiri,” ungkap Praktisi Minyak dan Gas itu.

 

Amrullah juga mewanti-wanti pemerintah bahwa rencana kenaikan harga BBM berpotensi membuat inflasi semakin tinggi.

 

“Jangan sampai terjadi inflasi yang tinggi dengan cara menjaga harga pangan tetap terjangkau,” ujar Magister Manajemen jebolan Universitas Indonesia itu.

 

Menurut Amrul, sedikitnya terdapat dua hal yang perlu menjadi perhatian bersama. Pertama, pemerintah harus menjaga daya beli masyarakat dalam jangka pendek. Kedua, meningkatkan sumber daya manusia dalam jangka panjang.

 

“Masalah energi ini, hal yang terpenting dan paling utama, namun belum dicermati dengan akurat sejak lama, adalah masalah penyediaan energi. Ini juga bukan karena Indonesia tidak ada duit, tapi lebih ke masalah mental, karena terbiasa dengan harga energi yang murah,” terangnya.

 

Padahal, sambungnya, penyediaan energi tidak selalu tentang BBM. Pembenahan transportasi publik, misalnya, merupakan salah satu solusi.

 

“Transportasi bisa memakai transportasi publik: bus, kereta api, kapal laut, tidak melulu mobil pribadi. Kereta api barang juga bisa menjadi solusi untuk pengantaran bahan pokok di pulau Jawa dan Sumatera,” pungkasnya.

 

Kontributor: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Aiz Luthfi