Nasional

Lewat Musik, Ki Ageng Ganjur Tebarkan Islam Damai ke Penjuru Dunia

Sen, 10 Agustus 2020 | 05:00 WIB

Lewat Musik, Ki Ageng Ganjur Tebarkan Islam Damai ke Penjuru Dunia

Bedah buku karya Zastrouw Al-Ngatawi (Ki Ageng Ganjur). (Foto: Dok. INC)

Jakarta, NU Online
Ki Ageng Ganjur, grup musik yang dipimpin oleh Budayawan NU, Zastrouw Al-Ngatawi, sengaja didirikan untuk menebarkan pesan-pesan Islam damai melalui jalur budaya atau lebih tepatnya seni musik. Dengan begitu, diharapkan ajaran Islam rahmatan lil alamin dapat meresap dalam sanubari masyarakat.


Pernyataan ini diungkapkan oleh Zastrouw Al-Ngatawi saat menanggapi pertanyaan audiens dalam Bedah Buku ‘Muhasabah Kebangsaan: Renungan atas Strategi Kultural Islam Nusantara dalam Beragama, Berkebudayaan dan Berbangsa. Diskusi virtual ini diinisiasi Islam Nusantara Center dan Pustaka Compass.


"Saya dan kawan-kawan melakukan penyebaran 'virus' Islam Damai atau Islam Fun and Enjoy itu dengan cara kesenian," ungkap Zastrouw, Jumat (7/8).


Diceritakannya, sejak 2009 grup musik reliji yang didirikan pada 1996 ini mulai memperluas jangkauan dakwahnya ke kancah internasional dengan cara melakukan tour keliling Timur Tengah. Di Dubai, Abu Dhabi, dan Qatar, misalnya, kehadiran Ki Ageng Ganjur disambut positif oleh masyarakat di sana.


“Tahun 2018 keliling Eropa, Belanda, Jerman, Belgia yang bertujuan untuk menjelaskan bagaimana musik menjadi sarana menyentuh hati dan mengeksplanasi ajaran agama,” ungkapnya.


Seperti halnya di Timur Tengah, lanjut dia, masyarakat Eropa terkesan dan menyambutnya antusias, sehingga pada 2019 Ki Ageng Ganjur kembali diundang ke Belanda untuk berkeliling ke beberapa kampus ternama dan masjid di negeri kincir angin itu.


“Di sana, kami memberikan workshop musik, gamelan, sintel sambil puji-pujian dan shalawat,” tambah pria asal Pati ini.


Di sela penampilannya, Zastrouw menjelaskan bahwa semua pemain musik yang tergabung dalam Ki Ageng Ganjur merupakan muslim. Pernyataan tersebut cukup mengagetkan salah seorang panitia sebab dalam pandangan mereka musik merupakan salah satu hal yang dilarang dalam ajaran Islam.


“Saya bilang, kalau di Indonesia justru musik menjadi alat untuk dakwah dan menjelaskan Islam. Kata dia, wonderful. Baru kali ini saya melihat wajah Islam yang enjoy kayak gini,” imbuhnya.


Sebenarnya, kata dia, pada 2020 ini Ki Ageng Ganjur mendapat undangan untuk konser di sejumlah negara. Namun, karena ada pandemi Covid-19 terpaksa semuanya harus diundur sampai situasi dan kondisinya benar-benar normal kembali.


“Khusus tentang perjalanan Ki Ageng Ganjur di luar negeri sudah ada dalam catatan saya dan ini kalau diterbitkan mungkin sudah bisa jadi satu buku tersendiri,” paparnya.


Pria yang selalu memakai blangkon di setiap kesempatan ini sudah merencanakan untuk kembali berkeliling ke beberapa Negara di Eropa, Asia, dan Afrika dalam rangka berdakwah menebarkan Islam yang enjoy dan fun melalui jalur musik.


Dalam bedah buku tersebut, Zastrouw menjelaskan bahwa buku karyanya yang membahas soal strategi kebudayaan ini merupakan kumpulan tulisan pendeknya yang diterbitkan di beberapa media daring.


“Sasaran pembacanya adalah anak-anak milenial yang lebih suka dengan tulisan pendek dan padat. Adapun untuk pembaca dari kalangan akademisi bisa ditemukan dalam buku seri keduanya,” pungkas Zastrouw.


Diskusi dan bedah buku tersebut mengundang sejumlah narasumber, yakni Prof Dr Hj Amany Lubis (Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) sebagai pembicara kunci, Dr Ahmad Suaedy (Dekan Fakultas Islam Nusantara Unusia Jakarta), Yenny Wahid (Direktur The Wahid Foundation), dan Tommy F Awuy (Dosen Filsafat FIB UI).


Kontributor: Aiz Luthfi
Editor: Musthofa Asrori