Nasional

Lima Cara Turunkan Berat Badan Tanpa Nge-gym

Sel, 10 Mei 2022 | 19:00 WIB

Lima Cara Turunkan Berat Badan Tanpa Nge-gym

Ilustrasi berat badan. (Foto: Alodokter)

Jakarta, NU Online

Memiliki berat badan ideal merupakan idaman bagi pria maupun wanita. Selain mendukung penampilan, memiliki berat badan ideal juga membantu terhindar dari potensi gangguan kesehatan seperti hipertensi, diabetes, maupun stroke.


Untuk itu, Pengurus Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) Fahmy Arif Tsani membagikan lima cara menurunkan berat badan secara alami meski tanpa nge-gym. 


Pertama, Memperhatikan asupan makanan. Dalam hal ini, seseorang perlu memperhatikan porsi, jenis, dan waktu makan. Terkait porsi makan, Fahmy mengatakan bahwa porsi harian yang diambil harus disesuaikan dengan kebutuhan. 


“Bagaimana memenuhi kebutuhan agar tidak berlebih. Panduan yang mudah adalah ketika kita bisa menyusun menu makan sesuai prinsip gizi seimbang,” paparnya saat dihubungi NU Online pada Senin (9/5/2022).


Ia menjelaskan, dalam piring makan idealnya tidak hanya dipenuhi karbohidrat dan lemak, tetapi juga sumber nutrisi dan gizi lain. Pembagiannya adalah 1/3 porsi diisi makanan pokok, 1/3 diisi sayur dan buah, 1/3 lainnya diisi lauk pauk. 


Disamping porsi, seseorang juga harus memerhatikan jenis makanan. Menurutnya, sayur dan buah-buahan merupakan bahan makanan pelengkap yang tidak boleh ditinggalkan. Hal ini karena sayur dan buah-buahan merupakan sumber serat dan mikronutrien.


“Di sini, buah bisa jadi bagian dari makanan pokoknya, juga sekaligus snacking. Pilihlah snacking yang tinggi serat seperti buah,” katanya.


Kemudian, waktu makan. Fahmy menilai, saat sedang menjalankan program diet, seseorang perlu menjadwal waktu makan. Jangan menunda waktu makan.


“Jangan sampai kita mau menurunkan berat badan tapi skip sarapan. Itu tidak sehat. Karena tubuh itu butuh energi apalagi di pagi hari untuk berkegiatan. Melewatkan sarapan justru kontraproduktif terhadap upaya penurunan berat badan itu sendiri,” ungkapnya.


Kedua, memenuhi asupan cairan. Bagi Fahmy, asupan cairan menjadi penting karena itu membantu proses metabolisme. Kalori diserap dengan baik oleh tubuh yang kemudian energinya digunakan untuk beraktivitas.


“Kalau asupannya kurang atau tidak terhidrasi dengan baik, proses metabolisme ini jadi menurun. Maka, nanti yang dikeluarkan berupa energi tidak maksimal dan akan berubah menjadi lemak,” beber dia yang juga dosen di Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro, Semarang tersebut.


Ketiga, melakukan aktivitas fisik. Dengan olahraga, sambung Fahmy, kalori yang dibutuhkan tubuh akan tinggi. Hal ini sekaligus juga akan membakar simpanan lemak tubuh menjadi berkurang dan menurunkan berat badan. 


Tak melulu harus dengan ngegym, menurunkan berat badan juga bisa dilakukan dengan berolahraga ringan yang biasa dilakukan sehari-hari.


“Kalau biasa jogging, bisa jogging. Kalau biasa bersepeda, bisa bersepeda. Main badminton atau apapun itu yang menjadi hobi kita,” terangnya.


Keempat, memenuhi kebutuhan tidur. Saat menjalankan program diet, menjaga kualitas tidur juga tak kalah penting. Kualitas tidur yang baik dapat melancarkan metabolisme dalam tubuh. Hal ini menjadikan proses pembakaran lemak dan kalori dalam tubuh berjalan dengan baik. 


“Orang dewasa maksimal tidur 8 jam dalam sehari,” kata Fahmy.


“Kualitas tidur yang tidak baik akan memproduksi hormon leptin dan ghrelin juga berubah. Leptin itu hormon yang memicu rasa kenyang dan ghrelin memicu rasa lapar. Ketika kualitasnya berkurang itu menjadi tidak baik. Kurang tidur akan menurunkan metabolisme dalam tubuh yang nantinya akan mengganggu proses pembakaran dan tidak maksimal,” tambahnya.


Kelima, mengelola stres. Stres yang tidak terkelola dengan baik dapat memicu produksi hormon kortisol. Tingginya kadar hormon kortisol bisa mengganggu kesehatan. Hormon kortisol bisa meningkatkan nafsu makan dan memberi sinyal kepada tubuh untuk menyimpan lemak. Lama kelamaan hal ini bisa menyebabkan kenaikan berat badan.


“Apabila tidak di-coping dengan baik, itu jatuhnya akan jadi banyak makan. Yang dimakan pun yang kepadatan kalorinya tinggi, karena sebagai pelarian stress tadi,” pungkasnya.


Kontributor: Nuriel Shiami Indiraphasa

Editor: Fathoni Ahmad