Nasional

LK PBNU Bentuk Posko Crisis Center Tangani Tragedi Stadion Kanjuruhan

Ahad, 2 Oktober 2022 | 20:30 WIB

LK PBNU Bentuk Posko Crisis Center Tangani Tragedi Stadion Kanjuruhan

Relawan NU bersiaga di Posko Crisisi Center Malang. (Foto: Istimewa)

Malang, NU Online
Lembaga Kesehatan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LK PBNU) mendirikan Posko Penanganan Krisis Crisis Center penanganan tragedi pertandingan sepak bola Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022) malam.


Ketua LK PBNU HM Zulfikar As'ad mengatakan posko dibentuk atas kerja sama dengan Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama Jawa Timur dan LKNU Kabupaten Malang, Rumah Sakit Islam Unisma, LAZISNU Malang, dan beberapa lembaga lain.


Petugas dan relawan diagendakan bertugas sampai tiga hari ke depan. “Bergiliran nakes dan konselor stanby jika ada korban terdampak,” kata Gus Ufik sapaan akrabnya, Ahad (2/10/2022).


Posko Crisis Centre LK PBNU melayani aduan atau laporan orang hilang atas tragedi Kanjuruhan Malang.


“Aduan dari keluarga berupa korban yang belum ditemukan, advokasi hukum, trauma healing, bantuan kesehatan, dan pemberian santunan untuk korban,” imbuh Gus Ufik.


Posko beralamat di Kantor PCNU Kota Malang, Jl KH Hasyim Asy’ari No 21 Malang. Masyarakat yang ingin memanfaatkan layanan posko juga dapat menghubungi call centre di nomor 0813 33800054 atau 0813 348159.


Pertandingan sepak bola tersebut sebenarnya berjalan lancar. Namun, setelah permainan berakhir, sejumlah pendukung Arema FC turun ke lapangan untuk mencari pemain dan ofisial.


Petugas pengamanan melakukan pencegahan dengan pengalihan agar para pendukung tim berjuluk Singo Edan tersebut tidak turun ke lapangan dan mengejar pemain. Petugas kemudian melakukan tembakan gas air mata.


Karena gas air mata itu, supporter pergi keluar melalui satu titik, hingga kemudian terjadi penumpukan dan dalam proses penumpukan itu terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen.


Gus Ufik mengatakan dalam peristiwa tersebut turunnya para supporter ke lapangan sangat sulit dicegah, sehingga apparat memilih menembakkan gas air mata. Gus Ufik mempertanyakan apakah tembakan gas air mata sudah sesuai dengan SOP.


“Tetap perlu diperhatikan bagaimana kira-kira SOP menembakkan gas air mata,” tegasnya.


Sebelumnya Gus Ufik menyampaikan rasa duka mendalam atas tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang. Jumlah korban meninggal dunia yang disebut mencapai ratusan orang, membuatnya geleng-geleng kepala.


Ia mengatakan dirinya adalah pencinta sepak bola, bahkan saat sekolah dan kuliah ia alah satu pemain olahraga tersebut. Pelajaran yang sangat perlu ditarik adalah tentang fanatisme berlebihan amat tidak baik dan berakibat fatal.


Ia menyayangkan peristiwa tersebut karena terjadi hal-hal di luar kaidah olah raga.


“Dalam pertandingan sepak bola semestinya lebih menjunjung sportivitas dan rasa persaudaraan di antara para pemain. Bukan hanya tentang kalah dan menang. Namun, pertandingan harus dapat menjalin dan memperkuat silaturahim pemain dari satu daerah dengan daerah lain,” kata Gus Ufik.


Pewarta: Kendi Setiawan
Editor: Musthofa Asrori