Daerah

Gus Ulil Ingatkan Pentingnya Menghidupkan Percakapan Pemikiran

Ahad, 11 September 2022 | 06:30 WIB

Gus Ulil Ingatkan Pentingnya Menghidupkan Percakapan Pemikiran

Halaqah Fikih Peradaban yang dilaksanakan di Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur. (Foto: NUO/Hilyatul M)

Malang, NU Online 
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Malang, Jawa Timur menyelenggarakan Halaqah Fikih Peradaban. Kegiatan ini sebagai respons atas cita-cita Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) untuk menghidupkan kembali percakapan pemikiran. 


Kegiatan yang menghadirkan narasumber dari berbagai kalangan ini berlangsung di Aula Nuswantara, Gedung B Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya, Sabtu (10/09/2022).


Ketua Lakpesdam PBNU, KH Ulil Abshar Abdalla mengatakan bahwa halaqah fikih peradaban merupakan program yang diluncurkan oleh PBNU dalam rangkaian menyambut peringatan 1 abad NU. 


"Program ini dilaksanakan di 250 titik se-Indonesia selama lima bulan, puncaknya akan digelar muktamar fikih peradaban pada Januari 2023 mendatang," jelas Gus Ulil, sapaan akrabnya.


Dijelaskan lebih lanjut bahwa kegiatan ini memiliki kontribusi penting. Di antaranya menghidupkan kembali percakapan pemikiran, terutama gagasan besar mendiang KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Dan upaya tersebut demikian diseriusi oleh Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya.


"Halaqah ini diniatkan untuk menghidupkan kembali Gus Dur dari alam barzah yang merupakan cita-cita besar Gus Yahya, Ketua Umum PBNU," ungkapnya. 


Dalam praktiknya, menghidupkan kembali percakapan pemikiran ini melibatkan para kiai dan bu nyai di pondok pesantren. Hal tersebut disebut sebagai affirmative action yang sifatnya percakapan pemikiran. 


"Gus Yahya ingin mengajak kembali para kiai dan ibu nyai terlibat dalam forum pemikiran. Rehat sejenak untuk mendalami sesuatu yang sifatnya abstrak, tetapi punya makna penting," jelasnya. 


Sementara KH Imron Rosyadi Hamid menyampaikan pentingnya NU menjaga relasi sosial. Mengingat dunia digital saat ini telah sedemikian berkembang dan maju.


"Era disrupsi yang terjadi saat ini semakin menuntut NU untuk segera berbenah diri serta memperkuat peran dalam fungsinya sebagai bagian dari kelompok sipil yang memiliki kekuatan yang sangat besar," kata Wakil Sekretaris Jenderal PBNU tersebut.


Halaqah menghadirkan narasumber beragam kalangan. Di antaranya KH Ulil Abshar Abdalla, Wakil Rais PCNU Kota Malang, KH Muhammad Nafi', Rektor Universitas Islam Raden Rahmat (Unira) Malang, KH Imron Rosyadi Hamid, Wakil Dekan 2 FISIP Universitas Brawijaya, Ahmad Imron Rozuli, dan pegiat lingkungan, H Achmad Rifai.


Kegiatan sekaligus dimeriahkan dengan prosesi pengukuhan lembaga NU Kota Malang. Ketiganya yakni Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Nahdlatul Ulama (Lakpesdam NU), Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia (Lesbumi), dan Lembaga Bahtsul Masail (LBM). Pembacaan baiat dipimpin oleh KH M Mujab Mashudi, Wakil Rais PCNU Kota Malang.


Pewarta: Hilyatul Maknunah