Nasional

Makna Logo Hari Amal Bakti Ke-78, Kemenag: Pesan Pentingnya adalah Perdamaian

Sel, 19 Desember 2023 | 21:00 WIB

Makna Logo Hari Amal Bakti Ke-78, Kemenag: Pesan Pentingnya adalah Perdamaian

Logo Hari Amal Bakti Ke-78. (Foto: Kemenag)

Jakarta, NU Online

Kementerian Agama (Kemenag) menggelar Hari Amal Bakti (HAB) Ke-78 pada awal tahun 2024 mendatang. Kegiatan ini mengangkat tema Indonesia Hebat Bersama Umat yang divisualisasikan dengan logo bergambar angka 78. Angka tersebut menunjukkan peringatan ke-78 tahun HAB.


Pilihan motif batik kawung pada angka tersebut juga menyimpan makna tersendiri. Ketua Panitia HAB Ke-78 Ahmad Zainul Hamdi menyampaikan bahwa batik kawung tidak berdiri sendiri, melainkan selalu berangkaian.


"Pesan pentingnya adalah perdamaian," katanya saat Coffee Morning Media pada HAB 78 Kemenag dan Penguatan Pengawasan untuk Indonesia Hebat di Jakarta, Selasa (19/12/2023).


Inung, sapaan akrabnya, menyampaikan bahwa Indonesia dapat menjadi negara maju dengan kebersamaan dan kerukunan di antara seluruh umat. Tanpanya, Indonesia tidak mungkin mencapai cita-cita tersebut.


"Tidak mungkin Indonesia bisa maju, hebat jika umat bangsa ini yang beragama ini tidak bisa disatukan, tidak rukun, tidak toleran, tidak beragama secara moderat," ujar Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Kemenag itu.


Inung juga menyampaikan bahwa berdempatan angka 78 itu bukan tanpa makna. Menempel berdampingannya angka 78 itu menjadi visualisasi dari kerukunan dan kebersamaan.


"Angka 78 itu kita gandengkan karena itu bermakna tidak mungkin berdiri sendiri tanpa beririsan, bagian dari pesan bahwa kita ingin terus menerus pembangunan, capaian Indonesia bisa dilanjutkan tanpa ada jeda," ujarnya.


Senada, Staf Khusus Menteri Agama Bidang Media dan Komunikasi Publik Wibowo Prasetyo menyampaikan bahwa HAB Ke-78 dengan tema Indonesia Hebat Bersama Umat. Tema ini diangkat sebagai upaya motivasi bagi seluruh masyarakat agar menghadapi pemilu dengan riang gembira.


"Kerukunan umat menjadi nomor satu. Kita meluapkan kegembiraan dengan cara yang rukun," katanya.


Dalam kesempatan itu, Wibowo juga menegaskan bahwa tanpa ada kerukunan umat beragama, tidak akan tercipta dan terwujud Indonesia hebat. Sebab, banyak dinamika sosial yang terjadi yang akan mengentalkan dan menguatkan umat beragama seluruh bangsa Indonesia.


"Ujian inilah yang harus kita jadikan pelecut semangat untuk semakin menguatkan kebersamaan kita menjadikan Indonesia yang hebat, maju," katanya.