Masyarakat Harus Waspadai Covid-19 Jenis Baru
NU Online · Rabu, 6 Januari 2021 | 09:30 WIB

Belum ada yang dapat membuktikan varian baru Covid-19 ada di Indonesia, namun potensi dan kemungkinan virus tersebut menular di Indonesia amatlah bisa terjadi.Â
Abdul Rahman Ahdori
Kontributor
Jakarta, NU Online
Tiga hari yang lalu sejumlah negara bagian di Amerika Serikat menemukan jenis virus Covid-19 baru. Tingkat penularan virus tersebut sangat cepat dan tanpa disadari oleh masyarakat. Pemerintah Indonesia juga sudah merespons hal ini dengan menutup kedatangan Warga Negara Asing (WNA) ke Indonesia.Â
Â
Ketua Satgas NU Peduli Covid-19 dr Muhammad Makky Zamzami menuturkan, belum ada yang dapat membuktikan varian baru Covid-19 ada di Indonesia. Tetapi, potensi dan kemungkinan virus tersebut menular di Indonesia amatlah bisa terjadi.Â
Â
"Jenis Covid-19 baru belum ada yang bisa membuktikan datang ke Indonesia tapi persentasi kemungkinan masuk itu dapat terjadi atau bahkan adanya mutasi virus yang ada di Indonesia itu sendiri," kata dr Makky kepada NU Online, Rabu (6/1).Â
Â
Dia menambahkan, masyarakat harus terus waspada terhadap jenis virus yang dapat menyerang tubuhnya setiap waktu. Caranya dengan meningkatkan protokol kesehatan yakni menjaga jarak, mencuci tangan dan menggunakan masker.
Â
Di beberapa negara, katanya, jenis Covid-19 baru tersebut cepat menular dan gejalanya dimulai gejala ringan hingga gejala berat. "Pada prinsipnya kita waspada saja, itu garis besarnya," tutur dia.Â
Â
Sementara itu, World Health Organization (WHO) telah merilis beberapa jenis virus Covid-19 terbaru yang ditemukan oleh para tim ahli kesehatan dunia sejak munculnya Covid-19 di dunia. Masyarakat diharapkan terus melakukan pencegahan agar virus ini tidak menjangkit.Â
Â
Pertama, jenis D614G. Berdasarkan laporan WHO, varian SARS-CoV-2 dengan substitusi D614G dalam gen yang mengkode protein lonjakan muncul pada akhir Januari atau awal Februari 2020.Â
Â
WHO menambahkan, virus yang bermutasi ini menggantikan jenis COVID awal, yang diidentifikasi di Tiongkok dan menjadi lebih dominan. Strain (terkilir) dengan D614G dapat meningkatkan infeksi dan penularan tetapi tidak ditemukan lebih berbahaya dari jenis sebelumnya.
Â
Kedua, klaster 5. Varian kedua yang disebut sebagai varian "Cluster 5" ditemukan pada Agustus dan September 2020, di Jutlandia Utara, Denmark. Otoritas Denmark mengidentifikasi mutasi di peternakan pembiakan cerpelai Denmark.
Â
Dikatakan, klaster 5 dapat mengakibatkan 'pengurangan netralisasi virus pada manusia', yang berpotensi menurunkan tingkat dan durasi perlindungan kekebalan setelah infeksi atau vaksinasi alami.
Â
Ketiga, jenis VOC 202012/01. Pada 14 Desember 2020 lalu, otoritas Inggris melaporkan kepada WHO bahwa mereka menemukan varian baru, yang disebut SARS-CoV-2 VOC 202012/01. Ini pertama kali diidentifikasi di tenggara Inggris.
Â
Laporan menunjukkan bahwa varian virus corona ini 70 persen lebih mudah ditularkan daripada mutasi lainnya. Bahkan memaksa banyak negara untuk menangguhkan penerbangan ke dan dari Inggris.
Â
Terakhir, jenis 501Y.V2. Jenis ini ditemukan di Afrika Selatan pada 18 Desember 2020, penelitian awal memberi kesan bahwa 501Y.V2 terkait dengan viral load yang lebih tinggi, yang menunjukkan peningkatan penularan. Namun, tidak ada bukti jelas bahwa varian baru menyebabkan hasil yang lebih parah.
Â
Pewarta: Abdul Rahman Ahdori
Editor: Kendi Setiawan
Terpopuler
1
KH Thoifur Mawardi Purworejo Meninggal Dunia dalam Usia 70 tahun
2
Targetkan 45 Ribu Sekolah, Kemendikdasmen Gandeng Mitra Pendidikan Implementasi Pembelajaran Mendalam dan AI
3
Kuasa Hukum Rakyat Pati Mengaku Dianiaya hingga Disekap Berjam-jam di Kantor Bupati
4
Amalan Mengisi Rebo Wekasan, Mulai Mandi, Shalat, hingga Yasinan
5
Ramai Kritik Joget Pejabat, Ketua MPR Anggap Hal Normal
6
Pimpinan DPR Bantah Gaji Naik, tapi Dapat Berbagai Tunjangan Total hingga Rp70 Juta
Terkini
Lihat Semua