Nasional HASIL SURVEI

Mayoritas Pelajar Tidak Setuju Pengunduran Tahun Ajaran Baru

Sen, 15 Juni 2020 | 07:41 WIB

Jakarta, NU Online

Kebijakan pemberlakuan normal baru dalam berbagai sektor menimbulkan pro dan kontra, tak terkecuali di bidang pendidikan. Hasil survei Lembaga Student Research Center (SRC) Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PP IPNU) menyebutkan 69,3 persen pelajar Indonesia setuju dengan penerapan kebijakan tersebut di dalam dunia pendidikan.

 


Direktur SRC PP IPNU Agus Suherman Tanjung menyampaikan bahwa data tentang pemberlakuam kebijakan normal baru pada pendidikan baik sekolah maupun kampus menunjukkan 17,3 persen responden menjawab sangat setuju. Kemudian, 52 persen menjawab setuju; 25,9 persen tidak setuju; dan 4,8 persen menjawab sangat tidak setuju.

 


Survei tersebut diawali dengan pertanyaan tentang pengetahuan pelajar tentang apa itu normal baru, ada 67,5 persen pelajar menjawab faham new normal; kemudian 20,3 persen kurang faham; 10,7 persen menjawab sangat faham; dan sisanya 1,5 persen menjawab tidak faham. 

 


Ketua Umum PP IPNU Aswandi Jaelani menyampaikan bahwa kebijakan normal baru ini sudah bisa diterapkan di bidang pendidikan. "Bahkan angkanya 69,3 persen pelajar yang setuju terhadap pemberlakukaan normal baru ini. Namun yang terpenting juga tetap memperhatikan protokol kesehatan yang berlaku dan fasilitasnya juga harus memadai," ujarnya.

 

Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Umum PP IPNU Mufarrihul Hazin juga menyampaikan bahwa selain fasilitas maka perlu adanya perubahan dalam metode dan model pembelajaran yang dilakukan baik oleh kampus dan sekolah. Hal ini menanggapi dari hasil survei yang menunjukan bahwa 68 persen siswa menginginkan model pembelajaran dilakukan dengan kombinasi antara tatap muka dan daring (virtual). 

 

Pembelajaran pada normal baru sebaiknya dilakukan dengan model blended learning, artinya menggabungkan antara pembelajaran tatap muka (offline) dan melalui daring (online). Jadi, katanya, belajar secara tatap mukanya tidak penuh, misalkan satu hari dibagi menjadi dua sif.

 

Strategi lainnya, lanjut doktor manajemen pendidikan itu, adalah ketika pembelajaran berbasis teori maka cukup dengan daring sedangkan yang berbasis praktik dapat dilakukan dengan tatap muka.

 

Adapun tentang isu ajaran baru diundur menjadi awal tahun 2021 mayoritas Pelajar dan Mahasiswa menjawab tidak setuju dengan presentase 60,8 persen, sisanya yakni 39,2 persen yang menjawab setuju.

 

Survei tentang Normal Baru dalam prespektif pelajar ini dilakukan pada tanggal 4 Juni sampai dengan 14 Juni 2020, dengan responden 1.273 Pelajar SMP, SMA dan Mahasiswa di 34 provinsi di Indonesia.

 

Pewarta: Syakir NF
Editor: Kendi Setiawan