Nasional

Medsos Jadi Alat Penting dalam Berdakwah

Kam, 21 November 2019 | 01:30 WIB

Medsos Jadi Alat Penting dalam Berdakwah

Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H Masduki Baidlowi saat menyampaikan materi pada acara MKNU. (Foto: NU Online/Husni Sahal)

Jakarta, NU Online
Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H Masduki Baidlowi mengemukakan tentang keberadaan komunikasi yang telah mengalami perubahan dari lisan dan cetak ke media sosial (Medsos). Kondisi itu menurut Masduki mengharuskan pendakwah memanfaatkan Medsos sebagai alat dakwah.
 
"(Medsos) Ini menjadi hal yang penting kalau kita berbicara dakwah," katanya pada acara Training of Trainer (TOT) Madrasah Kader Nahdlatul Ulama (MKNU) yang diselenggarakan Pengurus Pusat (PP) Lembaga Pendidikan (LP) Ma'arif NU di Bintang Hotel, Jakarta Pusat, Rabu (20/11).
 
Masduki pun menjelaskan bahwa kurang lebih 267 juta penduduk Indonesia terdapat sekitar 170 juta orang yang menjadi pengguna internet. Sementara dari 170 juta pengguna internet tidak kurang dari 90 persennya menggunakan smartphone. Begitu pula dengan cara berkomunikasi 170 juta orang tersebut yang kini menggunakan media sosial.
 
Menurutnya, dalam media sosial, 170 juta itu dibagi menjadi tiga generasi. Pertama generasi baby boomers. Generasi ini ditandai dengan usia di atas 40 tahun. Sementara dalam berkomunikasi dan mendapatkan informasi, generasi baby boomers tidak menggunakan digital, melainkan memakai kertas dan faksimile.
 
"Saya sama Pak Arifin Junaedi (Ketua PP LP Ma'arif NU) ini dulu jadi wartawan. Nah, jadi wartawan itu dulu susah sekali, tidak seperti sekarang mudahnya. (Dulu) pakai mesin ketik, pake kertas, pakai faksimile. Jadi generasi kertas. Komunikainya dan cara mendapatkan informasinya menggunakan kertas," terangnya.
 
Selain generasi baby boomers, kemudian terdapat generasi X, yakni generasi yang dari sisi usia berkisar antara 39 sampai 25 tahun. Generasi ini disebut sebagian besar masuk ke generasi digital dan hanya sebagian kecil saat mencari informasi masih melalui kertas, seperti membaca koran.
 
Sementara generasi yang ketiga ialah generasi muda milenial. Mereka ialah orang-orang yang berusia antara 25 sampai 15 tahun. Menurutnya, generasi sama sekali berbeda dalam cara berpikir dan mendapatkan informasinya.
 
"Mereka disebut sebagai digital native generation: orang-orang yang secara murni cara mendapatkan informasi, cara mendapatkan akses berjaringan apa pun itu sudah murni menggunakan digital," terangnya.
 
Menurutnya, generasi X dan generasì muda milenial ini harus menjadi target utama dakwah NU karena generasi ini yang akan menentukan masa depan bangsa Indonesia. Caranya, NU harus memanfaatkan keberadaan media sosial. "Masa depan Indonesia ini akan ditentukan oleh generasi X dan generasi milenial," ucapnya.
 
ToT MKNU ini diselenggarakan selama tiga hari, yakni mulai 20 hingga 22 November 2019 dan diikuti oleh Pengurus Wilayah LP Ma'arif NU seluruh Indonesia.
 
Pewarta: Husni Sahal
Editor: Syamsul Arifin