Nasional

Menaker Sebut 4 Jenis Orang NU Perspektif Ilmu Nahwu

Ahad, 23 Agustus 2015 | 03:10 WIB

Bandung, NU Online
Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri hadir dalam acara “Kongkow Malam Bersama Menteri Tenaga Kerja” dalam rangka memperingati HUT RI ke-70 di kantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat, Jalan Galunggung, Bandung, Jawa Barat.<>

Daam kesempatan ini, sekretaris jendral Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) ini menyebut ada empat pola ke-NU-an seseorang dilihat dari kacamata ilmu nahwu. Pertama, model jazm yang biasanya dalam nahwu ditandai dengan sukun yang berarti diam.

"Orang ini melakukan tahlilan, yasinan, manaqiban, tetapi tak peduli kalau misalkan amalannya dibid'ah-bid'ahkan. Karena orang ini (melakukan amalan) untuk dirinya sendiri," jelasnya dalam diskusi bertema "Nasionalisme dan Masa Depan Islam Nusantara Perihal Umat Islam, Ketenagakerjaan dan Kewarganegaraan", Kamis, (20/8) malam itu.

Kedua, lanjutnya, yaitu pola jar yang dalam nahwu biasanya ditandai dengan kasrah yang artinya pecah. "Orang ini punya kesadaran organisasi tetapi tidak punya solidaritas yang cukup kuat dalam elemen di tubuh NU," imbuh Hanif. Menurutnya, orang macam ini kadang menimbulkan sisi negatif berupa perpecahan antarteman sendiri.

Lalu, yang ketiga adalah pola nasab yang dalam nahwu beralamat fathah yang artinya terbuka. "Dia punya potensi untuk berlaku sama dengan semua entitas semua golongan," tuturnya.

Memang, terang Hanif, potensi untuk menjadi teman banyak, tetapi sebaik-baiknya nasab pada akhirnya menjadi manshub yang dalam bagiannya ditentukan oleh orang lain.

Pola yang terakhir yaitu dhamah yang berarti berkumpul atau bersatu. Menurutnya jika warga NU bersatu maka Nahdlatul Ulama akan rafa’ yaitu artinya naik atau tinggi. Ia pun mengharapkan warga NU bisa memimpin bangsa Indonesia.

"Karena memimpin republik ini adalah hak sejarah NU. Cuma masalah hari ini, tidak bisa ditunggu tetapi harus diperjuangkan dan direbut," tegasnya.

Dalam diskusi ini tampak hadir dari berbagai elemen dan organisasi seperti PMII Kota Bandung, PMII Kabupaten Bandung, Sarbumusi, dan lain sebagainya. Dalam sesi terakhir para peserta diskusi dibagikan buku karya ketua PWNU Jabar DR. Eman Suryaman dengan judul "Jalan Hidup Sunan Gunung Djati". (Bakti Habibie/Mahbib)