Nasional LITERASI DIGITAL

Mengapa Perlu Ada Gerakan Literasi Digital Santri?

Rab, 20 Juli 2022 | 21:00 WIB

Mengapa Perlu Ada Gerakan Literasi Digital Santri?

Perkembangan dunia digital membuat para santri ikut berpacu dan meningkatkan literasi digital sebagai bekal menghadapi revolusi industri 4.0. Sehingga perlu ada gerakan literasi digital santri.

Jakarta, NU Online

Perkembangan dunia digital membuat para santri ikut berpacu dan meningkatkan literasi digital sebagai bekal menghadapi revolusi industri 4.0. Sehingga perlu ada gerakan literasi digital santri.


Hal ini yang menjadi perbincangan seminar Literasi Digital bertajuk Santri Cerdas Cakap Arus Informasi Digital di Ponpes Al-Yasini, Pasuruan Jawa Timur pada Rabu (20/7/2022) malam.


Acara ini diselenggarakan Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) PBNU bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) dan menghadirkan tiga narasumber dari CEO Nujek.id Muhammad Ghozali, Warek UIN Malik Ibrahim Malang Ilfi Nur Diana, dan Direktur Digipreuner Sjafrizal Kurniawan. 


CEO Nujek, Muhammad Ghozali mengatakan saat ini berbagai macam kebutuhan manusia telah banyak menerapkan dukungan internet dan dunia digital sebagai wahana interaksi dan transaksi. 


Oleh karena itu ia mengajak para santri supaya melek digital dengan membangun bisnis startup digital. Menurutnya, bisnis ini paling banyak diminati karena memiliki keuntungan yang tidak kalah besar dengan bisnis konvensional.


Bisnis digital, lanjutnya, bisa menjadi peluang untuk membangun lapangan pekerjaan baru tanpa modal yang besar.


"Ada 15 bisnis bagi pelaku digital awal mulai blogger, desain grafis, online teacher, youtuber, content writer, web development, dan lain sebagainya," ujarnya.


"Insyaallah kami akan mengajak anak-anak santri melek digital agar bisa menjadi pengusaha-pengusaha digital," imbuhnya.


Direktur Digipreuner, Sjafrizal Kurniawan mengatakan saat ini santri menghadapi revolusi industri 4.0 di mana aktivitas bisa dilakukan secara virtual reality.


Sebab itu, ia mengajak para santri untuk melek digital salah satunya dengan membangun dunia usaha digital marketing.


Berbeda dengan keduanya, Warek UIN Malik Ibrahim Malang, Ilfi Nur Diana mengajak santri melek digital supaya  membantu masyarakat bijak dalam menggunakan media sosial.


"Banyak orang yang karena media sosial berhadapan dengan masalah hukum untuk itu santri harus melek digital," katanya.


Pihaknya juga mengimbau para santri untuk berhati-hati dalam berinteraksi di  media sosial pasalnya terdapat undang-undang ITE yang dapat membuat pengguna medsos terkena pelanggaran hukum.


"Santri kalau pulang ke pondok harus siap berinteraksi secara sopan dan so fun," ajaknya.


Kontributor: Suci Amaliyah

Editor: Fathoni Ahmad