Nasional

Mengapa Teroris Benci dan Serang Kaum Sufi?

Ahad, 26 November 2017 | 11:56 WIB

Mataram, NU Online
Sekelompok teroris melakukan meledakkan bom dan melakukan serangan senjata kepada jamaat salat Jumat di Masjid Al Rawdah Markaz Bir El-Abd, Kota El-Arish, Sinai Utara, Mesir, Jumat (24/11). Aksi kejam ini diduga dilakukan oleh Islamic State of Irak and Syiria (ISIS) terhadap kelompok muslim beraliran sufi. Serangan tersebut menewaskan 235 orang dan ratusan lainnya luka-luka. 

Ketua Mahasiswa Ahlit Thariqah Al-Mu'tabarah An-Nahdliyyah (MATAN) DKI Jakarta KH Ali M Abdillah menilai, alasan kelompok teroris menyerang kaum sufi tidak bisa dilepaskan dari sejarah berdarah Wahabi yang ada di Arab Saudi.

“Pada saat Wahabi berkuasa di Arab Saudi, ulama-ulama yang dijadikan targey operasi adalah ulama-ulama sufi,” kata Kiai Ali kepada NU Online melalui pesan pendek, Ahad (26/11).

Menurut dia, kaum sufi adalah orang yang independen dan tidak bergantung kepada siapapun kecuali Allah. Mereka memiliki keyakinan dan memasrahkan dirinya sepenuhnya kepada Allah. 

Sementara kelompok Wahabi menyebut kaum sufi sebagai orang yang menyembah kuburan dan orang yang telah menyekutukan Allah. Dengan demikian, kelompok Wahabi menilai kalau kaum sufi halal darahnya untuk dibunuh. Di dalam sejarahnya, banyak ulama-ulama sufi yang dibunuh polisi Arab Saudi dengan tuduhan pelaku syirik. 

“Sebenarnya doktrin Wahabi ini menjadi dasar para terorisme,” tegas Ketua Lajnah Muwasholah Jam'iyyah Ahlit Thariqah Al-Mu'tabarah An-Nahdliyyah (JATMAN) ini.

“Yang menyedihkan mereka melakukan pembunuhan dengan dasar dalil agama,” tambahnya. (Muchlishon Rochmat)