Nasional

Moderat, Ciri Khas Islam Nusantara

Sab, 7 September 2019 | 10:00 WIB

Moderat, Ciri Khas Islam Nusantara

Guru Besar Fakultas Syariah IAIN Jember, Kiai Muhammad Noor Harisudin (kiri)

Jember, NU Online 
Islam Nusantara adalah Islam yang dipraktikkan di wilayah Indonesia. Yaitu Islam yang mengakomodasi kearifan lokal tanpa menabrak syariat Islam itu sendiri.
 
Demikian disampaikan Guru Besar Fakultas Syariah IAIN Jember, Kiai Muhammad Noor Harisudin saat menjadi narasumber dalam acara Wawasan Islam Nusantara  di gedung Pascasarjana IAIN Jember, Jawa Timur, Kamis (5/9).
 
Menurutnya, tidak ada yang aneh dengan Islam Nusantara. Sebab konsep yang digagas oleh Nahdlatul Ulama itu tidak ada bedanya dengan praktik keagamaan yang selama ini telah dijalankan sehari-hari, mulai dari soal akidah hingga soal muamalah.
 
“Shalat ya biasa, cuma ada wiridnya yang dibaca nyaring. Amalan-amalan lain juga biasa, cuma ada tahlilan, yasinan, ada halal bi halal, muludan, dan sebagainya,” tukasnya.
 
Dekan Fakultas Syariah IAIN Jember itu menambahkan, sebagian orang memang tidak paham terhadap Islam Nusantara karena dianggapnya beda dengan Islam yang biasa. Bahkan ada yang menuding bahwa Islam Nusantara adalah ajaran Islam yang menyimpang dari Al-Qu’ran dan Hadits. Alasannya, sejak diturunkan 14 abad yang lampau, namanya adalah Islam, tidak ada embel-embel apapun.
 
“Itu salah besar. Islam Nusantara maksudnya adalah Islam di Nusantara. Islam di Indonesia. Bagaimana Islam di Indonesia, ya sama dengan Islam di tempat lain. Shalat, puasa, zakat, dan hajinya sama," jelas Kiai Haris.
 
Sekretaris Forum Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Perguruan Tinggi Keagamaan Islam se-Indonesia itu menegaskan, salah satu ciri khas Islam Nusantara adalah tawassut (moderat) dalam mengimplementasikan ajaran agama. Tidak kaku tapi elegan tanpa melanggar prinsip-prinsip Islam. Karena itu,  ajaran Islam mudah diterima di Indonesia. 
 
“Cara itulah yang ditempuh Wali Songo dalam menyebarkan Islam hingga berhasil. Cara yang sama juga dilakukan oleh para ulama NU,” paparnya.

Pengasuh Pesantren Darul Hikam Mangli Kaliwates Jember tersebut juga menegaskan bahwa IAIN Jember kian memantapkan langkah sebagai pusat kajian Islam Nusantara. 
 
“Kekhasan IAIN Jember adalah terletak pada Islam Nusantaranya. Maka, nanti studinya khususnya di Pascasarjana IAIN Jember ini, harus berwawasan Islam Nusantara," pungkas Kiai Haris.
 
Pewarta: Aryudi AR 
Editor: Muiz