Nasional NGAJI RAMADHAN

Mustasyar PBNU Jelaskan Kiamat

Rab, 17 Juli 2013 | 15:00 WIB

Kudus, NU Online
Mustasyar PBNU KH Sya’roni Ahmadi mengatakan, umat Islam janganp percaya jika ada pihak yang memberitakan munculnya kiamat dengan menyebut hari dan tanggal tertentu. Pasalnya, berita  semacam itu adalah kebohongan dan menyalahi keterangan Al-Qur’an.
<>
Kiai Sya’roni mengatakan hal itu dalam pengajian rutin tafsir Al-Qur’an pada hari keenam bulan Ramadhan di masjid al-Aqsho Menara Kudus, Jawa Tengah, Rabu (17/7) pagi tadi.

Saat menerangkan Surat Al-Waaqi’ah ayat 1-24, ulama yang biasa disapa  Mbah Sya’roni ini menjelaskan Al-Waqiah ini merupakan sebuah nama hari kiamat. Diterangkan, hari kiamat akan pasti terjadi, namun tidak bisa dipastikan kapan waktunya datang.  

“Tidak ada orang yang mengerti waktu munculnya kiamat, hanya Allah yang tahu,” terangnya di depan ribuan jamaah yang hadir.

Mbah Sya’roni menerangkan, Allah hanya memberikan tanda-tanda kecil munculnya hari kiamat yakni banyaknya kemaksiatan, manusia salah kaprah manusia dalam berpakaian seperti pria berdandan perempuan atau sebaliknya; termasuk banyak perempuan membuka auratnya. Sedangkan tanda-tanda atau ngalamat besarnya adalah munculnya Imam Mahdi di tengah-tengah masyarakat.

Dalam keterangannya, Imam Mahdi yang berada di alam gaib sudah berumur 1000 tahun lebih ini akan muncul manakala kemaksiatan, kemungkaran seperti minuman keras, mabuk-mabukan dan perselingkuhan sudah tidak bisa dibendung lagi.

“Pada saatnya nanti, para dai sudah tidak mampu lagi menyampaikan dakwahnya sehingga Imam Mahdi akan muncul hari Jumat menggantikannya,” terang Mbah Sya’roni.

Munculnya hari kiamat nanti, terang ia, sudah tidak ada lagi orang Islam karena sudah terkena tiupan semilir angin yang setiap orang yang menghirupnya akan mati. Makanya pada waktunya nanti, bila umat Islam sudah meninggal semuanya, akan datang kiamat.

“Hari kiamat ini juga mengasorkan dan mengangkat golongan ummat manusia. Orang yang kafir akan diantar ke neraka, umat Islam ke surga,” katanya.

Pada hari kiamat itu, jelas Mbah Sya’roni, situasi manusia akan terbagi menjadi 3 golongan. Pertama, ashabul maimanah (golongan kanan) yakni golongan umat islam yang menerima buku amal catatan dengan tangan kanannya dan pasti masuk surga. Kedua, ashabul masy-amah (golongan kiri) yaitu umat kafir yang menerima buku amal dengan tangan kiri sehingga dipastikan masuk neraka.

“Sementara golongan ketiga adalah assabiquun, yakni golongan yang ibadahnya tidak pernah surut (kendo—jw) serta tidak pernah berbuat dosa. Golongan ini adalah para nabi dan rasul yang selalu dekat dengan Allah dan ditempatkan di jannatin na’im,” jelasnya.

Ia juga menguraikan kenikmatan tempat surga  yang akan dirasakan para ahli penghuninya. Di surga, terangnya, akan terlihat muda tidak ada yang tua. Termasuk pula, para pelayan ini akan diambilkan dari jabang bayi atau anak kecil yang sudah meninggal dunia karena tida memiliki dosa sama sekali. Kepada para pemabuk saat di dunia, diberi iming-iming minuman arak yang tidak memabukan serta para bidadari yang tidak pernah kedemek siapapun melayani ahli surga.

“Keindahan dan kenikmatan di surga ini merupakan pemberian Allah sebagai balasan bagi orang yang beramal saleh di dunia,” imbuhnya.

Di akhir penjelasannya, umat Islam diajak selalu berbuat baik dengan cara tidak berbuat jelek seperti hasud, iri dengki dan bila ada yang salah segera melakukan taubat sehingga bisa merasakan kenikmatan di akhirat nanti.

“Makanya, sisa umur kita manfaatkan dengan melakukan amal sholeh. Semoga kita nanti termasuk golongan tangan kanan (ashabul maimanah),” ajak Mbah Sya’roni seraya berdoa mengakhiri pengajian pada hari Rabu pagi tadi.

Penjelasan ayat berikutnya, akan dilanjutkan pada pengajian rutin tafsir Al Qur’an pada hari Kamis besok. Selama Ramadhan, Pengajian tafsir berlangsung mulai 3-27 Ramadhan di masjid Al Aqhsa Menara Kudus.


Redaktur     : Abdullah Alawi 
Kontributor : Qomarul Adib