Nasional

NU Jadikan Masjid, Mushalla, dan Madrasah sebagai Pos Peduli Bencana

Jum, 3 Januari 2020 | 02:00 WIB

NU Jadikan Masjid, Mushalla, dan Madrasah sebagai Pos Peduli Bencana

Tim NU Peduli tengah mendirikan posko bencana banjir 2020 di Kemang, Jakarta Selatan.

Jakarta, NU Online
Tim NU Peduli menempatkan pos peduli bencana banjir 2020 terutama di masjid, mushalla, dan madrasah di samping lokasi lainnya. Pasalnya, masjid, mushalla, dan madrasah memiliki fasilitas yang dapat memenuhi kebutuhan pengungsi.

“Ya masjid sebagai tempat yang  aman,  fasilitasnya terpenuhi, mempermudah para pengungsi,” Ketua LPBINU DKI Jakarta M Wahib Emha di Jakarta, Jumat (3/1) pagi.
 

Wahib yang tergabung dalam Tim NU Peduli menambahkan bahwa pemanfaatan masjid dan madrasah untuk pos bencana bertujuan untuk membuat penyintas lebih mendekatkan diri kepada Allah agar hati selalu tenang, tidak panik.

“Karena di masjid selain untuk mengungsi, tidak menghilangkan fungsi utamanya yaitu tenpat ibadah,” kata Wahib.
 

Sebelumnya di awal 2020 di mana masyarakat mulai mengungsi karena banjir, ia mengatakan bahwa Tim NU Peduli menggunakan masjid, mushalla, dan madrasah sebagai pos siaga bencana.

“Kita menggunakan masjid dan madrasah. Dari PP LAZISNU, kita akan menurunkan bantuan sembako dan perlengkapan dapur umum. Dan kita menurunkan satu mobil dahar PP LAZISNU untuk keperluan makan warga,” kata Wahib di Jakarta, Rabu (1/1) siang.
 

Wakil Sekretaris Lembaga Bahtsul Masail Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LBM PBNU) KH Mahbub Maafi Ramdan mengatakan bahwa penempatan mushalla atau masjid sebagai posko peduli pada dasarnya adalah salah satu bagian dari upaya mendekatkan kembali masyarakat kepada masjid atau mushalla.

“Diharapkan setelah musibah masyarakat lingkungan terus meningkatkannya dan mengupayakan pensyiaran masjid, mushalla, dan madrsah,” kata Kiai Mahbub yang berdomisili di kawasan terdampak banjir, Kemang, Jakarta Selatan, Jumat (3/1) pagi.
 

Kiai Mahbub menambahkan, anggota masyarakat sekitar masjid dan mushalla yang sebelumnya jarang atau enggan ke masjid diharapkan dapat sering-sering menyambangi masjid minimal untuk melakukan shalat berjamaah pascabencana.

“Jadi ini semua adalah salah satu cara dakwah nyata terhadap umat tanpa harus berbusa-busa memberikan ceramah kepada mereka, yang acap kali membosankan,” kata Kiai Mahbub.
 

Tim NU Peduli terdiri atas PP LAZISNU melalui Santri Siaga Lembaga Penaggulangan Bencana dan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU). Mereka dibantu dengan sahabat GP Ansor dan Banser setempat.
 

Pewarta: Alhafiz Kurniawan
Editor: Abdullah Alawi