Nasional

Nusron Ingatkan Teladan Pemberdayaan Ekonomi ala Mbah Hasyim

Sen, 4 Mei 2015 | 07:01 WIB

Jombang, NU Online
Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor Nusron Wahid mengatakan, GP Ansor sudah memasuki usia ke-81. Menurutnya, hal ini berarti badan otonom NU ini tergolong sangat dewasa dan karenanya harus bisa mandiri.<>

Nusron menyampaikan hal itu dalam acara pelantikan pengurus baru Pimpinan GP Ansor Jombang yang diketuai Zulfikar D Ikhwanto, di Gedung PSBR Jombang, Jawa Timur, Ahad (3/5). Ia juga mengingatkan agar GP Ansor setempat tidak mengandalkan bantuan sosial dari seorang Bupati.

"Karena bantuan bisa merusak kemandirian. SDM kita ini sangat besar. Tapi selama ini yang terjadi pengurus tidak concern ngurusi organisasi dan jamaah malah menjadi urusan," sindirnya.

Menurutnya, persoalan ke depan yang dihadapi bangsa Indonesia adalah masalah kemiskinan dan juga menata soal kebhinekaan. "Soal kebhinekaan ini Ansor menjadi pioner. Indonesia pasti terganggu jika tidak ada NU dan Ansor. Jihad kita adalah menata problem kebhinekaan ini," tandas Nusron.

Sementara soal kemiskinan, Nusron mengungkapkan masih ada sekitar 82 juta warga yang miskin dan itu berada di pedasaan khususnya paling besar adalah pulau Jawa. Dan jelas mereka adalah warga Nahdliyin.

“Bagaiman kader Ansor mulai sekarang melakukan transformasi potensi SDM (sumber daya manusia) kepada jamaah, terutama terkait pengembangan ekonomi. Ini juga yang harus digelokarakan pada Muktamar ke-33 NU di Jombang," imbuhnya.

Karena itu, menurutnya, persolan kemiskinan tidak bisa hanya diselesaikan dengan pemberian bantuan langsung oleh pemerintah. "Tidak ada ceritanya masyarakat miskin berubah menjadi kaya setelah menerima bantuan, termasuk bantuan sosial, bantuan peternakan, dan lainnya. Silahkan cek, bisa jadi setelah menerima bantuan, sapinya dijual, ini akhirnya menjadi masalah," ungkapnya.

Kemiskinan, lanjutnya, hanya bisa diselesaikan dengan legal akses yakni pemberian modal. Dan GP Ansor harus kembali ke awal perjuangan pendiri NU dengan menggali nilai-nilai perjuangan yang diajarkan KH Hasyim Asyari saat mendirikan Syirkatul Inan li Murabahati Ahli al-Tujjar semacam koperasi.

"Dan saya  baca dokumen, bagaimana KH Hasyim memberikan permodalan 50 golden untuk diputar itu pada tahun 1919, yang merupakan cikal bakal berdirinya Nahdhatut Tujjar (Kebangkitan Kaum Pedagang),” ujarnya.

Sementara itu Ketua PCNU Jombang Dr  KH Isrofil Amar berpesan, usai dilantik pengurus baru GP Ansor Jombang harus giat, santun, berani, dan tetap koordinasi. "Giat  artinya bekerja dan menggerakkan organisasi, santun tawadluk  kepada kiai dan ulama. Berani, tidak ingah ingih, dan kordinasi dengan NU dan banom banom lainnya, insyaallah jika bisa dilakukan bersama NU dan banom lain maka tujuan NU akan tercapai,"tandasnya.  (Muslim Abdurrahman/Mahbib)