Nasional

Orientasi Pendidikan LP Ma’arif NU: Lahirkan Insan Adaptif dan Bahagia

Sab, 11 Maret 2023 | 16:35 WIB

Orientasi Pendidikan LP Ma’arif NU: Lahirkan Insan Adaptif dan Bahagia

Ketua LP Ma'arif NU M Ali Ramdhani saat memberikan arahan pada agenda Penguatan Pendidikan Literasi dan Numerasi Guru dan Sekolah Sasaran Tingkat SD Region DIY, di Yogyakarta, Jumat (10/3/2023). (Foto: LP Ma'arif NU)

Jakarta, NU Online

Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama (LP Ma’arif NU) kembali menyelenggarakan Penguatan Pendidikan Literasi dan Numerasi bagi kepala sekolah dan guru di bawah Satuan Pendidikan LP Ma’arif NU. Tercatat, sebanyak 180 guru dan kepala sekolah dari berbagai daerah di Jawa Tengah mengikuti kegiatan ini secara luring pada 9-13 Maret 2023 di Hotel Grand Keisha Kota Yogyakarta.


Ketua LP Ma’arif NU Muhammad Ali Ramdhani mengatakan, pelatihan ini merupakan salah satu ikhtiar dan cita cita besar bersama untuk mendidik anak bangsa, agar kelak mereka mampu menapaki kehidupan secara bermakna.


“Ketika ingin membantu mewujudkan dan menciptakan cita-cita siswa-siswa kita, sehingga mereka menjadi insan yang bahagia, lantaran arah dan orientasi pendidikan adalah menciptakan kebahagiaan, maka sejatinya kebahagiaan sudah hadir di sekolah dan madrasah di lingkungan LP Ma'arif,” kata Dhani saat memberikan arahan pada kegiatan tersebut, Jumat (10/3/2023). 


Dikatakan Dhani, ketika mereka menapaki kehidupan nyata selepas pendidikan formal menjadi warga masyarakat produktif, mereka mampu berdiri tegak dalam posisi mainstream di tengah perkembangan kemajuan, bukan berada di sudut peradaban atau pojok kemajuan bangsa.


“Mereka memainkan peranan penting, dan mampu hidup secara bahagia dan layak dalam konteks pekerjaan dan kemanusiaan,” ucapnya. 


Ciri insan didik yang bahagia, terang dia, adalah mereka yang memiliki kemampuan yang utuh dan komprehensif ketika hidup dalam dunia nyata, dan diantaranya dengan membekali kemampuan membaca atau literasi.


Selanjutnya, membaca bukan sekadar urutan huruf, bukan sekadar bagaimana membaca, tetapi kemampuan menghayati, memaknai,  meresapi, dan merenungi berbagai fakta dalam kata.


“Bahkan kaidah kehidupan selalu menyebut bahwa orang yang cerdas adalah orang yang mampu menempatkan diksi pada posisi yang tepat. Dia yang mampu merangkai kata kata, merakit kalimat menjadi frasa-frasa yang bermakna,” terang dia.


Ia menegaskan bahwa LP Ma'arif menginginkan alumninya tumbuh sebagai cendekia yang memiliki wajah ramah tidak marah, yang membina tidak menghina, yang mengajar tidak menghajar, yang mencinta tidak mencerca, dan yang merangkul tanpa memukul.


“Dan salah satu caranya adalah dengan menciptakan insan-insan yang mampu membaca kalimat dan memilih kata serta mengekspresikannya,” tegas dia. 


Ia kemudian menjelaskan mengenai prinsip long life education atau belajar sepanjang masa yang harus diingat dan dimaknai sebagai kebutuhan pendidik hari ini. 


“Ini bukan sekedar doktrin tetapi adalah kebutuhan. Orang terpelajar hanyalah pemilik masa lalu sedangkan orang yang terus belajar yang akan menjadi pemilik masa depan,” jelasnya.


Sehingga pelatihan ini diharapkan akan membantu guru dan kepala sekolah dalam menemukan experience atau pengalaman ketika menghadapi siswa didik.


“Bagaimana agar kemudian mereka cepat melakukan rekonstruksi angka di dalam kepalanya bagaimana dia mampu mempertajam kalimat-kalimat dan kata, maka kata kuncinya adalah terus belajar dan adaptasi,” ujarnya.


Terakhir, mengutip teori Charles Darwin, Dhani mengingatkan, seluruh spesies dunia ini akan punah seluruh penduduk termasuk yang paling pintar sekalipun kecuali mereka yang responsif terhadap perubahan.


“Ukuran kecerdasan orang adalah seberapa jauh dia mampu berubah dan beradaptasi,” pungkas dia. 


Pewarta: Syifa Arrahmah
Editor: Muhammad Faizin