Nasional

Pandemi di Bulan Ramadhan Memperkuat Ikatan Sosial Kemasyarakatan

Sel, 19 Mei 2020 | 21:30 WIB

Pandemi di Bulan Ramadhan Memperkuat Ikatan Sosial Kemasyarakatan

Masker Corona (ilustrasi)

Jakarta, NU Online

 

Meningkatnya kepedulian antara masyarakat dalam bergotong royong meringankan duka akibat pandemi corona tidak lepas dari efek bulan Ramadhan. Sebab puasa mengajarkan kepada kita untuk saling membantu, karena itu merupakan ajaran Islam. Apalagi disaat pandemi virus Corona Covid-19 saat ini, umat harus semakin memperkuat rasa persatuannya

 

Hal itu disampaikan Ketua Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Provinsi DKI Jakarta Prof Dede Rosyada, beberapa waktu lalu. Menurutnya ibadah puasa hakikatnya mengajarkan seluruh umat muslim di dunia untuk menahan rasa lapar dan dahaga tanpa ada perbedaan antara yang kaya dengan miskin.

 

“Dalam konteks inilah masyarakat harus saling membantu sesuai ajaran Islam yang juga menjadi cita-cita bangsa Indonesia yang ada di dalam Pancasila sebagai dasar negara. Mari kita saling membantu tanpa melihat perbedaan Agama, etnik dan budaya. Dan itu merupakan ajaran semua Agama yang ada di Indonesia bahkan dunia,” ujar Dede Rosyada, di Jakarta.

 

Ia melanjutkan, pandemi Covid-19 ini memiliki pelajaran berharga, terutama karena ada di dalam bulan Ramadhan. Karena salah satu yang dibina di bulan Ramadhan ini adalah sikap dan kebiasaan untuk memberi.

 

“Agama mengajarkan untuk memberi makan untuk berbuka pada orang puasa, Kemudian, di bulan Ramadhan juga Allah mewajibkan zakat fitrah untuk memberi makan orang miskin. Dengan demikian, di bulan Ramadhan ini Allah mendidik manusia untuk menjadi pemurah, berkomitmen untuk membantu sesama,” kata Dede

 

Dede menyampaikan, dalam keadaan seperti saat ini, kebijakan apapun yang diambil pemerintah memiliki konsekwensi. Ia menyontohkan, kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) memiliki efek di antaranya permasalah ekonomi yang luar biasa bagi masyarakat.

 

“Banyak pegawai yang telah dirumahkan yang otomatis mereka tidak memperoleh penghasilan. Banyak pekerja harian, pedagang pasar maupun sektor informal lain yang harus berhenti bekerja karena kebijakan Pembatasan Sosial Bersakala Besar,” ujarnya.

 

Hal lain yang ditekankan Dede adalah pentingnya melibatkan partisipasi masyarakat secara lebih maksimal. “Karena itu kebijakan pemerintah alangkah baiknya turut serta melibatkan partisipasi masyarakat untuk meringankan beban mereka,” tutur Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta periode 2015-2019 itu.

 

Selain itu, mantan Direktur Pendidikan Tinggi Islam, Ditjen Pendidikan Islam, Kementerian Agama RI tersebut menurutnya masyarakat juga harus memahami dan mematuhi kebijakan dari pemerintah khususnya terkait pencegahan penyebaran covid-19 seperti physical distancing.

 

Ia mengingatkan agar masyarakat mematuhi setiap imbauan dari pemerintah agar pandemi Covid-19 ini segera berakhir. Karena menurutnya, penyelesaian Covid-19, tidak ada lain selain menjaga jarak agar virus itu tidak bisa menyebar.

 

Editor: Ahmad Rozali